Pertama, saat mendaftar, pastikan peserta memenuhi persyaratan yang diminta.
Kedua, pahami apa kekurangan dalam diri.
Misal, Shela menyadari ia lemah di matematika. Karena itu ia sangat mengoptimalkan kemampuan bahasanya. Mulai dari soal sinonim, antonim, ia lahap dengan yakin.
Ketiga, pastikan dengan teliti skoring soal. Bila tidak ada aturan jawaban salah mendapatkan nilai minus, jawab semua soalnya.
Keempat, banyak baca dan pahami kondisi kekinian yang ada di Indonesia.
Kelima masuk ke hal teknis sebelum tes. Print kartu peserta sehari sebelum tes. Kemudian pastikan tidak datang mepet, karena bisa jadi lokasi tes jauh dari jalan raya.
"Aku bangun kesiangan, hanya punya waktu 1 jam ke Pondok Cabe (tempat tes) dari Palmerah. Aku pun belum nge-print kartu peserta dan aku enggak bawa uang cash," tutur dia.
Untungnya, saat itu ia ditolong driver Grab. Ia meminta nomor driver Grab atau nomor rekening untuk mengembalikan uang. Namun sopir ojek online itu menolaknya.
"Bapaknya bilang, saya niat ingin bantu, karena anaknya juga kemarin daftar CPNS," imbuh dia.
Rupanya, kartu yang di-print Shela bukanlah kartu peserta melainkan kartu pendaftaran. Namun untungnya ia lolos.
Begitupun jarak dari pintu gerbang ke lokasi tes, sangat jauh. Jadi Shela mengingatkan, bila terjadi hal tidak diinginkan, jangan panik.
"Selalu kenakan masker, kalau perlu pakai face shield, itu akan mempercepat proses administrasi. Sekali lagi jangan terlambat. Ada banyak peserta yang datang terlambat dan ditolak panitianya," imbuh dia.
Sebenarnya, hingga kini Shela tidak tahu alasan bagaimana ia bisa lolos. Yang pasti ia yakin, ini semua berkat doa kedua orangtuanya.
Shela pun berpesan, ada baiknya lebih serius mempersiapkan tes CPNS. Seperti yang dilakukan temannya, Rio Kurniawan.