KOMPAS.com - Nasib naas dialami seorang penjaga pintu air bernama Juperi Ahmad (53), warga Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung.
Pasalnya, ia hilang diduga diterkam buaya pada Jumat (18/6/2021) malam.
Setelah mendapat laporan itu tim SAR langsung diterjunkan untuk melakukan upaya evakuasi. Namun demikian, pencarian korban hingga kini belum membuahkan hasil.
Baca juga: Penjaga Pintu Air Hilang Diseret Buaya, Biasa Beri Makan dan Tak Pernah Usir Hewan Itu
Rekan korban, Mustadi (43), mengatakan saat kejadian itu awalnya ada empat orang termasuk korban berada di lokasi kejadian.
Dirinya dan dua rekan lainnya lalu meninggalkan lokasi untuk menuju camp karena hari sudah mulai petang. Sedangkan korban saat itu masih tertinggal di belakang karena masih ingin mencuci tangan.
Tapi karena korban ditunggu tak kunjung datang, ia dan rekan lainnya kembali ke tempat tersebut untuk mencari korban. Namun sayangnya korban sudah tak ditemukan.
"Saat ke lokasi saya lihat ada semacam cakaran di tanah tepi kolong dekat lokasi. Jadi kemungkinan besar dia mencakar tanah tersebut saat ditarik ke dalam air," kata Mustadi dikutip dari BangkaPos.com.
Baca juga: Kronologi Penjaga Pintu Air Hilang Diduga Diseret Buaya yang Sering Diberinya Makan
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Pangkalpinang Fazzli mengatakan, saat mendapat laporan itu sejumlah personel langsung diterjunkan. Namun demikian, hingga saat ini korban belum berhasil ditemukan.
"Ada tiga tim yang melakukan pencarian, termasuk dari pihak perusahaan yang menggunakan ekskavator," ujar Fazzli dalam pesan WhatsApp, Sabtu (19/6/2021).
Dikatakan Fazzli, upaya pencarian tersebut mengalami sejumlah kendala. Sebab, di lokasi kejadian banyak ranting dan merupakan habitat buaya.
"Pencarian dilanjutkan besok pukul tujuh pagi. Hari ini ada beberapa kendala seperti banyaknya ranting di muara dan lokasinya itu banyak buaya," terangnya.
Baca juga: Uang Deposito Rp 20,1 Miliar Milik Nasabah Raib, BNI Sebut Bilyetnya Palsu
Dikatakan Fazzli, buaya tersebut memang selama ini sering muncul di permukaan. Bahkan dari informasi yang didapat, korban sering berinteraksi dengan predator tersebut untuk memberinya makan.
Meski rekannya sudah berulang kali mengingatkan, tapi korban tak mengindahkan dan berkeyakinan buaya tak akan menyerangnya selama diperlakukan secara baik.
"Katanya kalau diberi makan buaya tidak akan mengganggu," ujar Mustadi.
Penulis : Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur | Editor : Khairina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.