"Kalau yang saya harapkan adalah pelaku ini ditangkap dan diproses secara hukum dan diadili seadil-adilnya. Terus kemudian kami sebenarnya melakukan hal ini bukan untuk kepentingan pribadi. Justru kami sebenarnya memperhatikan nasib adik-adik kami yang ada di dalam situ. Karena kalau tidak segera dihentikan itu nanti akan banyak korban yang lainnya," kata korban.
Sebab menurutnya, JE memanfaatkan pengaruhnya untuk melakukan kekerasan seksual. Sedangkan siswa yang masih lugu akan mudah terperangkap.
"Jadi awalnya, kami yang dari anak yatim piatu yang tidak mampu, waktu itu bangga dipanggil oleh seorang mentor dan motivator yang luar biasa. Di situ lah kami yang lugu dan tidak tahu apa-apa, masuk lah di situ. Jadi karena ketidak tahuan apa-apa akhirnya berbahayanya di situ. Yang kami harapkan adalah segera berhenti peristiwa ini dan benar-benar terjadi perbaikan," katanya.
Diketahui, sejumlah alumni SMA Selamat Pagi Indonesia melapor ke Polda Jawa Timur karena telah menjadi korban dugaan kekerasan saat masih berstatus siswa.
Terlapor adalah JE yang merupakan pendiri sekolah tersebut.
Mereka mengalami kekerasan seksual berupa persetubuhan yang dilakukan berulang-ulang. Selain itu, mereka juga menjadi korban dari kekerasan fisik dan eksploitasi ekonomi.
Pihak sekolah dan terlapor membantah kejadian yang telah dilaporkan itu.
Dalam konferensi pers yang dilaksanakan di SMA Selamat Pagi Indonesia pada Kamis (10/6/2021), pihak sekolah dan terlapor menyebut, kasus yang dilaporkan itu tidak benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.