Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Bakso yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya di Kupang, Pemilik Heran dengan Hasil Pemeriksaan

Kompas.com - 19/06/2021, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Empat anggota polisi dari Polda Nusa Tenggara dilarikan ke rumah sakit setelah menyantap bakso di salah satu warung di Keluarahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Mereka adalah Ipda Sisilia Trisnawati, Brigpol Jimmy Rowoe, Brigpol Hony Bait dan Brigpol Angel Kana.

Di hari kejadian, usai makan bakso di warung mereka pulang dan tak berselang lama mereka muntah. Mereka pun langsung dilarikan ke rumah sakit.

"Kondisi mereka sudah sehat dan sudah bertugas kembali," kata Direktur Lalu Lintas Polda NTT, Kombes Pol Iroth Laurens Recky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/6/2021) malam.

Baca juga: 4 Polisi Dilarikan ke RS Usai Santap Bakso, Pemilik Bantah Dagangannya Disebut Mengandung Bahan Berbahaya

Mengandung bahan berbahaya

Iroth mengatakan Tim medis dari rumah sakit Bhayangkara dan Bid Dokkes Polda NTT pun langsung melakukan pemeriksaan di rumah makan tersebut.

Dari hasil pemeriksaan, terdapat kandungan formalin pada mie kuning sebesar 0,8 miligram.

Kandungan nitrit sebesar 0,6 miligram pada daging dan saus sambal tomat. Kandungan formalin 0,25 miligram pada daging.

Selain kandungan formalin sebesar 0,8 miligram pada mie bakso goreng, ditemukan pula kandungan formalin pada tahu bakso.

Sampel makanan tersebut kini telah diamankan pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.

Baca juga: Makan Bakso Mengandung Formalin, 4 Polisi Muntah hingga Dirawat di RS

Pemilik rumah makan datangi Balai POM Kupang

Ilustrasi meja makan keluarga AsiaPEXELS/ RODNAE Productions Ilustrasi meja makan keluarga Asia
Mendengar informasi tersebut, Kristin SP, berinisiatif mendatangi Balai POM Kupang untuk memastikan keamanan produk yang ia jual.

Namun ternyata ia mendapatkan informasi jika pengujian sampel belum dilakukan.

"Beberapa tahapan prosedur harus dilalui baru bisa badan POM melakukan uji produk di laboratorium. Kecuali ada kejadian luar biasa," ungkap Kristin kepada Kompas.com, Jumat (18/6/2021) malam.

Ia mengatakan saat kejadian berlangsung ia sedang berada di luar kota.

Saat tiba di Kupang pada Senin (15/6/2021), Kristin datang ke Polres Kupang Kota untuk memastikan perkembangan kasus tersebut.

Baca juga: Sempat Muntah dan Dilarikan ke RS, 4 Polisi Diduga Keracunan Bakso, Ini Ceritanya

Namun oleh penyidik dia diminta menunggu karena sampel makanan sedang diuji di Balai POM Kupang.

"Saya disuruh tunggu nanti hasil Balai POM Kupang keluar. Saya memang terganggu karena berita yang tiba-tiba, jadi Rabu saya langsung ke Polres dan katanya jika sudah ada hasil dari Balai POM maka akan dihubungi bagaimana kelanjutan. Bahkan ada penyidik kaget bahwa kok ada berita seperti ini, karena sampai dengan jam 2 saya di sana belum ada hasil dari Balai POM," ujarnya.

Namun hal tersebut berseberangan karena setelah ia ke Balai POM, pemeriksaan sampel belum dilakukan.

Baca juga: 4 Polisi Dilarikan ke RS Usai Santap Bakso, Ini yang Ditemukan pada Makanan

"Saya kaget karena informasi yang beredar bahwa produk saya mengandung formalin sekian persen, nitrit sekian persen dan lain-lain, setelah saya cek di Balai POM ternyata sampelnya belum diperiksa."

"Biarlah ini menjadi pelajaran berharga, agar ke depan kita lebih hati-hati dan lebih waspada dalam mengelola usaha apalagi di bidang kuliner," ungkapnya.

Bantah baksonya mengandung bahan bebahaya

Ilustrasi bakso urat. Dok. Shutterstock/Zulfikri Sasma Ilustrasi bakso urat.
Kristin membantah bahwa baksonya mengandung formalin dan bahan berbahaya. Ia mengatakan hasil pemeriksaan sampel belum dikeluarkan secara resmi Balai POM Kupang.

"Informasi yang beredar bahwa bakso mengandung formalin itu tidak benar. Seperti tahu yang saya pakai itu saya beli, tidak buat sendiri. Kecap, saus dan mie pun sama, saya beli, tidak buat sendiri. Sementara daging atau pentolan kita beli daging baru mol di pasar," kata dia.

Kristin menjelaskan jika bakso yang dijualnya mengandung bahan berbahaya, tentu pelanggannya yang lain akan mengalami hal yang sama seperti empat polisi tersebut.

"Kenapa hanya empat orang saja yang mengalami gangguan saja, sedangkan yang lain tidak. Biar publik saja yang menilai," ujar dia.

Baca juga: Puluhan Warga Pusing dan Muntah Pulang Acara Hajatan, Diduga Keracunan Makanan

Ingin bertemu dan minta maaf

Kristin juga mengatakan ia berinisiatif untuk menghubungi empat orang anggota polisi itu melalui ponsel dan meminta maaf, karena mengalami gangguan ketika konsumsi bakso yang dijual.

"Sebenarnya saya ingin bertemu langsung empat anggota polisi secara langsung untuk meminta maaf, namun karena Covid-19, sehingga saya sudah menelepon," kata dia.

Dia ingin persoalan ini bisa segera diselesaikan tanpa ada yang dirugikan.

Baca juga: 107 Warga di Lombok Tengah Diduga Keracunan Usai Menyantap Hidangan di Acara Khitanan

SUMBER: KOMPAS.com (Sigiranus Marutho Bere | Editor : Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com