Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penyekatan di Jembatan Suramadu Bukan Diskriminasi..."

Kompas.com - 18/06/2021, 19:27 WIB
Achmad Faizal,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh masyarakat Madura membantah tudingan diskriminasi terkait kegiatan penyekatan yang dilakukan di Jembatan Suramadu sejak beberapa hari terakhir.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan KH Fathur Rozi Zubair mengatakan, penyekatan itu dilakukan di kedua sisi, bukan di sisi Kabupaten Bangkalan saja.

"Penyekatan di Suramadu bukan diskriminasi, karena penyekatan di dua sisi, yang diperiksa tidak hanya warga Madura yang akan ke Surabaya, tapi juga warga Surabaya yang akan ke Madura," kata Fathur Rozi melalui sambungan telepon, Jumat (18/6/2021).

Menurutnya, tes antigen yang dilakukan di pos penyekatan Jembatan Suramadu merupakan bentuk ikhtiar untuk menekan penyebaran Covid-19. 

Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi: Surabaya Harus Hijau dan Sehat, Kabupaten Bangkalan Juga...

Hal itu dilakukan karena peningkatan kasus Covid-19 di Bangkalan dan sejumlah daerah lain beberapa hari terakhir.

"Dalam ajaran Islam, mencegah kemudaratan yang lebih besar itu wajib dilakukan," jelasnya.

Ia pun meminta warga Jatim, khususnya Madura, untuk menaati dan medukung langkah pemerintah mencegah penyebaran Covid-19.

Warga, kata dia, juga harus menjalani hidup sehat dan menaati protokol kesehatan Covid-19.

 

Hal senada juga dikatakan Kelompok Madura Asli (Madas).

Sekretaris Jenderal Madas Sulaiman Darwin mengatakan, penyekatan merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada warga Madura.

"Saya tegaskan bahwa penyekatan ini adalah bentuk kepedulian pemerintah kepada warga Madura, bukan berarti diskriminasi. Mari kita dukung rencana baik pemerintah," ucapnya.

Baca juga: Ribuan Warga Bertahan di Pengungsian, Bupati Maluku Tengah: Imbauan Menjauhi Pesisir Sudah Dicabut

Sebelumnya, kelompok warga Madura sempat mengancam akan menggelar aksi karena menyebut penyekatan sebagai langkah yang diskriminatif terhadap warga Madura.

Namun, aksi tersebut batal digelar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com