Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 1.625 Ton Kubis Sumut Lolos Karantina Ekspor, Tembus Pasar Malaysia, Singapura, dan Taiwan

Kompas.com - 18/06/2021, 18:56 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Di bulan Juni, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan, Sumut, mencatat total layanan sertifikasi karantina kubis (Brassica oleracea) sebanyak 59 kali, dengan total 1.625 ton senilai Rp. 4,15 miliar.

Angka itu meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya

Dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (18/6/2021) pagi, disebutkan berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST sejak tahun 2019 terus meningkat lalu lintasnya. 

"Volume meningkat sebesar  3,97 persen atau  19.700 ton di tahun 2019 menjadi 20.500 ton di tahun 2020," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto. 

Dijelaskannya, pada tahun 2020, ekspor kubis tercatat sebanyak 842 kali, atau meningkat 6,58 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya dari 790 kali saja.

Baca juga: Banyak Petani Porang Jadi Jutawan, Bupati Madiun: Pengembangannya Harus Perhatikan Aspek Ekologi

 

Menurut Andi, peningkatan arus lalu lintas ini patut diapresiasi, karena selain produktivitasnya meningkat kualitas serta keamanannya juga terjaga. 

Selain melakukan pengawasan, pihaknya juga melakukan bimbingan teknis khususnya saat komoditas asal sub sektor hortikultura ini akan diekspor.

"Saat ini negara tujuan ekspor kubis asal Sumut ini adalah Malaysia, Singapura dan Taiwan," ungkap Andi.

Pihaknya memastikan seluruh persyaratan teknis negara tujuan dapat terpenuhi sehingga komoditas ini dapat diterima di negara tujuan.

Baca juga: Walau Masa Pandemi, Ekspor Jus Pepaya Sumut ke Vietnam Malah Meningkat

 

"Pada bulan Juni 2021, total layanan sertifikasi karantina untuk komoditas ini sebanyak 59 kali, dengan total 1.625 ton senilai Rp. 4,15 miliar," katanya.

Sebagai informasi, di Sumut komoditas ini banyak dihasilkan petani di wilayah sentra masing-masing di Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Tobasa, Taput dan Humbang Hasundutan. Sayuran ini tahan aneka suhu sehingga lebih awet, Sumut juga sering memasok kebutuhan kubis ke Jakarta, Surabaya, Pontianak , Ambon bahkan ke Papua. 

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyebutkan bahwa sejalan dengan kebijakan strategis Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya yang bertugas untuk melakukan pengawasan keamanan pangan dan pengendalian mutu pangan dan pakan pertanian, juga ditugaskan untuk mengawal kinerja ekspor.

Baca juga: Potensi Ekspor Edamame Jember Besar, Petani Bakal Digandeng untuk Budi Daya

Bambang menyebutkan langkah operasional dalam mengawal kinerja ekspor selain melakukan percepatan layanan juga dengan pendampingan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor hasil pertanian selama Januari-Mei 2021 mengalami kenaikan tinggi, yakni sebesar 13,39 persen. Kenaikan terjadi karena subsektor tanaman obat, sarang burung walet dan produk olahan lainya seperti rempah dan kopi yang mengalami kenaikan permintaan.

"Pelaku usaha pertanian tidak perlu ragu, kami siapkan layanan 'jemput bola' untuk ekspor agar produk pertanian kita dapat lebih bersaing di pasar ekspor," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com