Berakhir ditembak mati
Pantauan di lapangan, monyet tersebut sempat muncul beberapa kali di sekitar atap seng sekolah di dekat rumah warga. Monyet tersebut juga sempat mencari buah-buahan.
Setiap kali muncul, warga langsung menunjuk-nunjuk dan sebagian dari mereka mulai melempari dengan batu kerikil. Sebagian juga menggunakan galah ujung besi runcing.
Ketika monyet tersebut berada di ujung ranting pohon, terdengar suara letusan diduga senapan angin. Benar saja, monyet tersebut sempat hampir jatuh.
Terdengar suara tembakan kedua, monyet tersebut hanya bergelantungan dengan kedua tangannya kemudian mencoba naik.
Namun saat terdengar suara letusan ketiga, monyet tersebut jatuh.
Seketika itu juga warga berhamburan mendekat ke arah jatuhnya monyet. Monyet tersebut diangkat seorang pemuda dengan kedua tangannya.
Pemuda tersebut sempat menunjukkan gigi taring monyet tersebut yang sudah memejamkan matanya. Terlihat ada luka di bagian perut, dada dan pinggangnya.
Heri, ayah Aditya mengatakan, monyet tersebut cukup kuat lantaran sebelumnya sudah pernah tersetrum di tiang listrik dan terjatuh di tanah.
"Ini lah, pake tembak kijang, mati dia kan. Anakku digigitnya kemarin, tak bisa jalan dia sekarang," katanya.
Sementara itu, dua orang pria mengaku dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) tiba di lokasi setelah monyet tersebut ditembak mati pada Jumat (18/6/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.