AMBON, KOMPAS.com - Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua mengimbau para pengungsi yang rumahnya tidak rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,1 pada Rabu (16/6/2021), agar pulang ke rumah masing-masing.
Menurut Bupati Abua, imbauan menjauhi pesisir yang sempat dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) usai gempa magnitudo 6,1 itu telah dicabut pada Kamis (17/6/2021).
“Saat ini status potensi tsunami dan imbauan menjauhi pesisir pantai telah dicabut oleh BMKG, jadi kepada warga yang rumahnya tidak rusak sudah bisa kembali lagi,” kata Abua kepada Kompas.com via telepon seluler, Jumat (18/6/2021).
Saat ini, masih ada ribuan warga di Kecamatan Tehoru dan Teluti yang mengungsi di perbukitan. Mereka bertahan di hutan dengan tenda seadanya.
Abua bersama dinas terkait telah meninjau sejumlah lokasi pengungsian. Pemeritah kabupaten, kata dia, telah mendata kebutuhan para pengungsi.
Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi: Surabaya Harus Hijau dan Sehat, Kabupaten Bangkalan Juga...
“Untuk kebutuhan para pengungsi sudah disalurkan, mulai dari tenda, terpal, selimut, obat-obatan hingga kebutuhan pangan dan air bersih,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah Abdul Latif Key juga mengimbau para pengungsi kembali ke rumah.
“Memang masih ada gempa susulan tapi sudah kecil getarannya, jadi warga yang rumahnya rusak ringan atau tidak rusak sama sekali bisa kembali ke rumah, apalagi status tsunami dan menjauhi pantai sudah dicabut oleh BMKG jadi sudah bisa kembali,” katanya.
Berdasarkan data yang diterima dari lapangan, Latif mengatakan, sebanyak 227 rumah mengalami kerusakan, mulai dari kategori ringan hingga berat.
“Sampai sore ini data rumah akibat gempa itu berjumlah 227 unit,” katanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.