DENPASAR, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengembangkan medical tourism atau wisata kesehatan di Bali.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, medical tourism itu adalah upaya untuk menggaet warga Indonesia yang sering berkunjung ke luar negeri untuk merawat diri.
Pengeluaran WNI ke luar negeri untuk merawat diri itu disebut mencapai Rp 100 triliun setiap tahun.
"Medical tourism adalah bagaimana yang Rp 100 triliun ke luar negeri ini bisa tetap ada di Indonesia, misalnya dengan membangun klinik-klinik center of excellence di Indonesia. Sehingga kita tidak kehilangan devisa negara lagi," kata Dante saat ditemui di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Jumat (18/6/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Tinggi, Wamenkes Evaluasi Program Work From Bali
Siapkan RSUP Sanglah
Dante menyebut, RSUP Sanglah Denpasar akan menjadi tempat pengembangan medical tourism yang saat ini tengah disiapkan.
Sejumlah klinik kecantikan bertaraf internasional yang memberikan layanan berupa perawatan gigi, perawatan kulit, dan bedah plastik, akan disediakan.
"Misalnya nanti Ibunya pergi ke Bali untuk melakukan perawatan, anak dan bapaknya kan bisa rekreasi, setelah itu mereka bisa rekreasi di sini bersama-sama," kata Dante.
Namun karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, persiapan pembangunan medical tourism itu masih dalam tahap perencanaan.
Setelah angka kasus Covid-19 di Indonesia secara umum bisa terus menurun, bukan tidak mungkin medical tourism itu akan bisa berjalan.
Baca juga: Terungkap, Ini Penyebab Warga Ricuh dan Berebut KTP di Posko Penyekatan Suramadu
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Sanglah, I Wayan Sudiana mengatakan pihaknya mendukung program medical tourism itu.
Pihaknya juga akan mempersiapkan sebagian proyek bernilai Rp 200 miliar ini. Salah satunya, dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menunjang program medical tourism tersebut.
"Untuk fasilitas seperti peralatan, lalu bangunan, kami diminta memproses dan perencanaan dulu, mencari konsultan perencanaan dan pembangunan fisik lewat tender," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.