Ke depan, Suyadi mewakili para petani yang ada di Desa Sidokumpul berharap, produk yang mereka kerjakan dapat dijual secara bebas.
Mereka berharap petani di desa lain juga bisa merasakan manfaat produk itu.
Tak hanya mampu mengusir hama tikus, produk yang diberi label Ferinsa itu diklaim bisa menyuburkan tanaman. Produk itu juga diklaim mempercepat proses fotosintesis tanaman dan memperbanyak anakan padi.
Sementara itu, Kepala Desa Sidokumpul Ahmad Ashar membenarkan, mayoritas atau sekitar 80 persen warganya berprofesi sebagai petani.
Baca juga: Bupati Gresik Donasikan Plasma Konvalesen, Ini Ajakannya untuk Penyintas Covid-19...
Dengan demikian, sebagai kepala desa, dirinya juga merasa sedih dan prihatin jika melihat para petani gagal panen.
"Ada sekitar 115 hektar lahan pertanian padi di sini. Bila satu hektar petani bisa menghasilkan panen enam ton, maka ada potensi 700 ton lebih gabah setiap kali panen tiba. Dengan setahun, itu bisa dua kali panen," tutur Ashar.
Untuk itu, Ashar mendukung penuh langkah yang dilakukan Gapoktan Desa Sidokumpul, yang telah berinovasi menemukan cara tepat dan efektif mengusir hama tikus.
Selain itu, petani Desa Sidokumpul masih membuat rumah burung hantu untuk dapat membantu mengusir hama tikus dari lahan pertanian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.