Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Panjang di SPBU Padang, Manajemen Sebut Akibat Mobilisasi Kendaraan

Kompas.com - 17/06/2021, 12:32 WIB
Perdana Putra,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pertamina memberikan pernyataan resmi soal antrean panjang di SPBU di Padang, Sumatera Barat yang diduga karena langkanya solar subsidi.

Terjadinya antrean panjang di SPBU menurut Pjs Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Regional Sumbagut, Nurhidayanto, dikarenakan meningkatnya mobilisasi kendaraan angkutan orang, barang dan jasa pasca dibukanya akses pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Antrean Mengular Biosolar di SPBU Sebabkan Macet Panjang di Padang

Sedangkan SPBU yang tidak menjual solar subsidi dengan alasan keamanan hanya lima SPBU saja.

"Info dari cabang yang tidak menjual solar subsidi hanya lima SPBU saja," kata Nurhidayanto.

Baca juga: Viral, Video Kantor Lurah di Padang Belum Buka hingga Pukul 09.00, Ini Klarifikasinya

Kendati demikian, pihaknya menyebut terus berkomitmen menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar bagi konsumen sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Penyaluran solar bersubsidi dalam kondisi normal, rata-rata sebesar 220 Kiloliter (Kl) per hari di Kota Padang. Khusus hari ini saja, penyaluran solar sudah tembus sebanyak 230 Kl, stok solar masih tersedia,” ujar Nurhidayanto, Rabu (16/6/2021) dalam keterangan tertulisnya.

Adapun untuk konsumsi solar subsidi disalurkan sesuai aturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).

Kendaraan bermotor perseorangan roda empat paling banyak 60 liter per kendaraan.

Kemudian, kendaraan bermotor umum angkutan orang atau barang roda empat paling banyak mengisi 80 liter per kendaraan.

 

Sementara itu untuk kendaraan bermotor umum angkutan orang atau barang roda enam paling banyak mengisi 200 liter per hari per kendaraan.

“Sebanyak 109 SPBU yang sudah terdigitalisasi, dan melakukan input rekap langsung pengisian solar bersubsidi sesuai yang ditetapkan BPH Migas,” ucap Nurhidayanto.

Nurhidayanto menambahkan pihaknya telah berkoordinasi Polsek dan Dinas Perhubungan (Dishub), SPBU di dalam Kota Padang yang ada solarnya hanya melayani penjualan Solar pada malam saja.

Selain itu, pengendalian konsumsi Solar sudah diterapkan di seluruh SPBU Sumbar.

"Kita juga menerapkan ketentuan pencatatan plat nomor kendaraan” kata Nurhidayanto.

Nurhidayanto mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengkonsumsi solar sesuai peruntukan.

Diharapkan masyarakat  mulai beralih ke BBM jenis lain pengganti solar yang sudah tersedia di SPBU Pertamina, sehingga tidak mengganggu alokasi kuota konsumen yang berhak atas solar subsidi.

 

Pertanyakan ketersediaan solar

Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Andree Algamar mengaku heran dengan pernyataan Pertamina yang menyebut stok solar di Padang masih aman.

"Jika aman kenapa antrean panjang yang mengganggu arus lalu lintas? Banyak mereka yang antre akhirnya tidak dapat solar subsidi karena habis," kata Andree yang dihubungi Kamis (17/6/2021).

Andree mengaku pihaknya sudah melayangkan surat untuk mengklarifikasi kejadian tersebut ke Pertamina.

"Kita sudah layangkan surat dan kita tunggu jawabannya," kata Andree.

 

Minta tambah kuota solar

Sementara Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Sumbar, Ridwan Hosen mengatakan kuota solar subsidi untuk Sumbar perlu ditambah agar tidak terjadi kelangkaan solar.

"Kuota perlu ditambah. Jika tidak tentu bisa terjadi kelangkaan. Saat ini penyaluran berdasarkan kuota lama dan nyatanya terjadi antrean panjang," kata Ridwan.

Ridwan menyebutkan adanya perbedaan jauh antara solar subsidi dengan non subdisi membuat konsumen lebih rela mengantre mendapatkan bio solar.

"Bedanya jauh sekali hampir setengahnya. Bio solar dijual Rp 5.150 sedangkan dexlite Rp 9.700. Jadi selisihnya Rp 4.550 sehingga konsumen memilih membeli solar," kata Ridwan.

Diberitakan sebelumnya, BBM jenis solar di Padang, Sumatera Barat mulai langka.

Antrean panjang berjam-jam terjadi di SPBU yang masih menjual bio solar sehingga mengganggu lalu lintas akibat kemacetan panjang.

"Bio solar mulai langka sehingga antrean panjang," kata Edi (39) salah seorang sopir truk yang antre di SPBU Khatib Sulaiman Padang, Selasa (15/6/2021) malam.

Edi mengaku sudah antre selama 2 jam, namun belum juga mendapatkan bio solar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com