Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perputaran Uang dari Bisnis Ikan Cupang di Kediri Hampir Rp 50 Miliar

Kompas.com - 17/06/2021, 11:31 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Kabupaten Kediri, Jawa Timur, selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil ikan cupang nasional. Sirkulasi uang dari bisnis ikan hias petarung ini mencapai Rp 49,6 miliar per tahun.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri Nur Hafid mengatakan, penghitungan tersebut berdasarkan nilai ekonomi dari produksi ikan cupang di wilayahnya.

"Data di kami, produksi ikan cupang saat ini sebanyak 110.411.000 ekor. Kalau dihitung nilai ekonomisnya sebesar kurang lebih Rp. 49.685.085.000 per tahun," ujar Nur Hafid dalam sambungan telepon, Rabu (16/6/2021).

Produksi ikan cupang tersebut mayoritas dipasok dari tiga kecamatan wilayah sentra produksi ikan cupang, yakni Kecamatan Gurah, Ngadiluwih, dan Kandat.

Selain itu, dari peternak lain yang tersebar di berbagai kecamatan lainnya.

Selama ini, kata Hafid, pangsa pasar ikan cupang Kediri sudah menyasar berbagai wilayah nusantara. Juga pasar luar negeri, meski jumlahnya terbatas dengan pemasaran mengandalkan media sosial.

Baca juga: Apakah Bisa Memelihara Banyak Ikan Cupang di Dalam Satu Wadah?

"Untuk ekspor tidak besar. Ini biasanya untuk kalangan pehobi saja," ungkapnya.

Pemerintah, kata dia, terus berupaya mendorong pengembangan produksi ikan cupang. Di antaranya dengan melakukan upgrade pengetahuan budi daya melalui pelatihan juga menggelar kontes cupang hingga skala internasional.

Ketua Kediri Betta Club (KBC) Yusuf Saputro mengatakan, keberadaan para peternak di Kabupaten Kediri cukup banyak. Peternak yang berada di bawah naungan KBC ada 45 orang.

"Di luar KBC jumlahnya mencapai ratusan," ujarnya.

Dengan banyaknya jumlah peternak itu, kata dia, tentu hal yang baik karena membuat nama Kabupaten Kediri menjadi layak disebut penghasil ikan cupang.

Namun menurutnya, selepas itu ada tingkatan status yang lebih tinggi yang layak diperjuangkan oleh para peternak, yakni sebagai penghasil ikan cupang berkualitas.

 

Sebab, kata dia, dengan jenis pekerjaan dan modal yang sama, harga jual ikan jauh lebih tinggi bila yang dicetak adalah ikan berkualitas bagus.

"Makanya kami selaku pengurus KBC mendorong para anggota meningkatkan kualitas ikan," ujarnya.

Ilustrasi: Ikan Cupang di salah satu kios penjualan ikan cupang di kawasan Pasar Loak,  Kaliombo, Kota Kediri, Jawa Timur.KOMPAS.com/ M.AGUS FAUZUL HAKIM Ilustrasi: Ikan Cupang di salah satu kios penjualan ikan cupang di kawasan Pasar Loak, Kaliombo, Kota Kediri, Jawa Timur.

Untuk mengukur kualitas ikan, membutuhkan medium pengukuran yang jelas. Ini biasanya dilakukan melalui kontes ikan cupang.

Dengan adanya kontes, selain soal kualitas ikan, akhirnya juga memberikan potensi pengembangan pasar.

Kontes cupang memang hampir setiap tahun digelar di Kediri. Terkini, digelar di Convention Hall Simpang Lima Gumul Kediri dengan tajuk "Rise and Shine 8th Kediri Betta Contest" pada 25-27 Juni 2021.

Baca juga: Belajar Wirausaha ala Pesantren Lirboyo Kediri

Yusuf menambahkan, kontes KBC itu terbagi dalam 75 kelas yang tergabung di dalam 10 divisi. Sistem penjurian yang digunakan mengacu International Betta Conggress (IBC), dengan juri dari berbagai daerah yang kompeten di bidangnya.

Selain tropi dan uang pembinaan, kontes tersebut memperebutkan hadiah utama berupa satu unit mobil. Hadiah mobil menurut Yusuf baru pertama kali ada dalam suatu kontes ikan cupang.

Bisnis Ikan Cupang di Masa Pandemi

Beberapa waktu lalu ikan cupang sempat menjadi tren hobi di masa pandemi. Peminatnya hampir semua kalangan.

Dari hulu yakni petani ikan hingga penjual eceran di pinggiran jalan, banyak diserbu pembeli. Harga jual ikan petarung ini pun naik drastis.

 

Pendapatan penjual dan peternak pun turut terdongkrak. Bahkan semua lini yang berhubungan dengan kelengkapan kebutuhan ikan juga ikut kecipratan untung, misal penjual pakan hingga penjual aquarium mini.

Padahal, kata Yusuf, pada awal-awal pandemi, adalah kondisi paling sulit bagi peternak cupang. Selama tiga bulan awal pandemi, pasar ikan sepi bahkan seakan mati suri karena ikan tidak laku.

Salah satu jenis ikan cupang.KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Salah satu jenis ikan cupang.

Yusuf mengungkapkan, tren hobi itu mulai terjadi pada Juli 2020 dan bertahan hingga April 2021.

Pada saat booming hobi itu, merek dagang Indah Betta milik istrinya, contohnya, dalam suatu hari pernah mencatatkan rekor penjualan, yakni menutup transaksi hingga Rp 15 juta.

"Kalau sekarang harga jual ikan sudah turun ke harga keekonomian," ungkap Yusuf.

Baca juga: Cerita Ani Kasanah Berjuang Ganti Nama Jadi Anang Sutomo di Pengadilan Negeri Kediri...

Meski harga relatif turun, Yusuf masih bersyukur karena permintaan tetap ada dan rutin. Permintaan itu berasal dari hampir semua wilayah di Jawa Timur, juga Kalimantan dan Jakarta.

Adapun ikan cupang yang lagi tinggi permintaan adalah jenis-jenis copper, seperti Koi Copper, Nemo Copper, Avatar Copper.

Untuk memenuhi permintaan itu, Indah Betta yang beralamat di Pare, Kediri, ini mengandalkan hasil dari 20 petak kolam ikan dan 8.000 botol pembesaran. Penjualannya dengan sistem ecer.

"(Usaha ikan cupang) punya saya ini tidak ada apa-apanya. Banyak tempat lain yang punya usaha lebih besar." jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com