"Tiap daerah punya versi sendiri. Kalau ditanya mana yang paling benar? Ya kita enggak tahu mana yang paling benar. Itu terus berkembang," kata Yusdi saat ditemui di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, pada Maret 2017.
Salah satu versi yang paling banyak diketahui masyarakat, nama Raja Ampat tak lepas dari kisah para raja dari empat pulau terbesar yakni Waigeo, Salawati, Misool, dan Batanta.
Pimpinan di tiap gugusan pulau itulah yang menjadi awal penamaan Raja Ampat.
Baca juga: Tabrak Karang di Raja Ampat, Kapal Sabuk Nusantara Ditahan Syahbandar
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi N Lamatenggo, membenarkan bahwa banyak versi mengenai sejarah nama Raja Ampat.
"Tiap daerah punya versi sendiri. Kalau ditanya mana yang paling benar? Ya kita enggak tahu mana yang paling benar. Itu terus berkembang," kata Yusdi saat ditemui di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, beberapa waktu lalu.
Salah satu versi yang paling banyak diketahui masyarakat, nama Raja Ampat tak lepas dari kisah para raja dari empat pulau terbesar, yakni Waigeo, Salawati, Misool, dan Batanta.
Pimpinan di tiap gugusan pulau itulah yang menjadi awal penamaan Raja Ampat.
Baca juga: Kapal Cepat Rombongan KPUD Raja Ampat Terbakar, Alat Bimtek dan Uang Rp 400 Juta Hangus
"Ada versi, secara pemerintahan dulu di sini wilayah (Kesultanan) Tidore, jadi di sini dibentuk empat pimpinan pulau besar. Waigeo, Salawati, Batanta, Misool, masing-masing punya pimpinan," ujarnya.
"Tapi ada yang cerita legenda tentang penemuan tujuh telur di Wawiai kemudian menetas empat (menjadi raja). Satu menjadi batu dan satu telur menjadi hantu," tuturnya.
Raja Ampat merupakan salah satu fenomena alam yang menarik karena keanekaragaman hayatinya.
Bagi penggemar kehidupan bawah laut, Raja Ampat menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi.
Luas wilayahnya yang sekitar 9,8 juta acre—meliputi daratan dan lautan—menjadi rumah bagi 540 jenis terumbu karang, 700 jenis moluska, lima spesies penyu yang terancam punah, 57 udang mantis, serta 13 spesies mamalia laut.
Baca juga: Update Siklon Tropis Surigae, Dampak Cuaca di Raja Ampat hingga Maluku
Selain itu, diperkirakan ada 1320 spesies ikan di sana—27 jenisnya hanya bisa ditemukan di Raja Ampat.
Menurut laporan The Nature Conservacy and Conservation International, sekitar 75 persen spesies dunia, tinggal di Raja Ampat.
Keanekaragaman bawah lautnya, air yang jernih, serta terumbu karang yang indah, membuat Raja Ampat menjadi situs fantastis bagi para penyelam atau snorkeler.