KOMPAS.com - Seorang mertua di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, bernama Yoseph Obi Robiwala (59) nekat membacok menantunya sendiri, Luarensius Laba (39) dengan menggunakan sebilah parang.
Kejadian tersebut berawal saat pelaku pulang dan melihat rumah dalam kondisi berantakan. Akibat kejadian tersebut, bahu sebelah kiri korban terluka.
Sementara itu di Lampung, berdasarkan hasil tes DNA, pasien rumah sakit jiwa di aceh bukan Ajun Brigadir Asep, seorang polisi yang hilang saat Tsunami Aceh pada tahun 2004.
Ada tiga orang yang diambil sampel untuk dijadikan pembanding kecocokan DNA dari garis keturunan. Tiga orang itu adalah Sayiful (adik kandung Asep), Mahyudin (kakak kandung Asep), dan Wahab (paman Ase).
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer Nusantara selengkapnya:
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Sagu Raya, Perumnas Simalingkar A, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan pada Kamis (10/6/2021).
Korban meninggal tiga hari setelah kejadian tepatnya Minggu (13/6/2021).
Lia Pratiwi (42) ibu korban mengatakan saat mediasi, pemilik anjing bukannya bertanggung jawab. Namu malh menantangnya jika kasus tersebut ingin dibawa ke jalur hukum.
"Pada Jumat (11/6/2021) sekitar jam 12 kami datangi pemilik anjing untuk nanya, apa itikad baiknya. Setelah dijumpain, dimediasi, mereka malah seperti tak terima. Suaminya bilang, jalur hukum pun kami layani kelen. Di manapun kami terima tantangan kalian, bahkan Wali Kota," kata Lia saat ditemui di rumahnya, Selasa (15/6/2021) siang.
Baca juga: Suaminya Bilang, Jalur Hukum Kami Layani, di Manapun Kami Terima Tantangan Kalian, Bahkan Wali Kota
Akibatnya, korban mengalami luka pada bahu sebelah kiri.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, kejadian berawal saat pelaku baru pulang ke rumah melihat rumahnya dalam keadaan berantakan.
Kesal, pelaku lantas megambil parang dari kamarnya dan langsung menunju kamar menantunya.
Saat itu korban tak ada di dalam kamar. Pelaku lantas mencari ke belakang rumah dan melihat Laurensius sedang sibuk mengisi tuak (minuman tradisional) ke dalam jeriken penampung untuk dijual.