Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Ungkap Sempat Ada Gesekan Saat Pindahkan Pasien Covid-19 Kudus ke Boyolali

Kompas.com - 16/06/2021, 22:57 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membagikan cerita tentang penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus.

Ganjar mengatakan sempat terjadi gesekan dengan masyarakat di Kudus karena tidak mau dipindahkan ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, untuk diisolasi.

"Sedikit kita paksa dengan (anggota) TNI-Polri," jelas Ganjar dalam webinar tentang Varian Virus Corona Delta di Kudus di Youtube Channel Kagama, Rabu (16/6/2021).

Baca juga: Ganjar Cerita Dapat Surat dari Kemenkominfo India, Komplain Soal Varian Covid-19 di Kudus

Saat itu Ganjar malah mendapat respons yang kurang mengenakan dari seorang dokter yang tidak sepakat dengan keputusannya memindahkan pasien ke isolasi terpusat.

Ganjar pun berusaha menerima hal tersebut dengan lapang dada.

Sebab, pemindahan itu bertujuan agar pasien bisa menjalani isolasi terpusat sehingga virus tidak semakin menular ke warga lainnya.

"Saya melihat kabupaten sudah enggak sanggup. Maka begitu kita dorong, mereka semua ke sana," ujarnya.

Baca juga: Pulang Hadiri Hajatan di Kudus, 53 Warga Wonogiri Positif Covid-19, Ditulari oleh 2 Orang

Menurutnya, keputusan itu merupakan cara yang terbaik untuk menekan penularan Covid-19 di Kudus.

"Inilah yang mesti kita lakukan. Sebab kalau anda membiarkan masyarakat isolasi mandiri di rumah itu sama saja menyebarkan penyakit dengan sukarela. Karena di rumah pasti tidak disiplin, mereka yang sehat akhirnya akan tertular. Inilah yang akhirnya membuat kita sedikit represif," katanya.

Belum lagi, Ganjar juga mendapat berbagai keluhan dari pasien yang diisolasi di Asrama Haji Donohudan.

"Begitu banyak keluhan-keluhan di Donohudan airlah, obatlah, komunikasi kita lakukan penebalan kita tambah para psikolog mereka masuk, mereka mulai tenang tapi bupati mulai resah. 'Pak Ganjar janganlah dibawa ke Donohudan'. Lalu apa yang mau Anda inginkan. 'Tetap saja di sini'. Loh anda enggak sanggup kok menyediakan isolasi terpusat," katanya.

Ganjar pun meminta Bupati Kudus segera gerak cepat membuat tempat isolasi terpusat untuk menangani membeludaknya pasien Covid-19.

Baca juga: Pokja Genetik UGM: Covid-19 Varian Delta di Kudus Lebih Menular dan Pengaruhi Respons Imun

"Akhirnya saya tengok ke sana dan ada satu rusunawa ternyata enggak penuh. Lalu saya bilang ini kan tidak penuh, ya sudah besok lagi jangan dikirim ke Donohudan. Anda saja yang siapakan seperti itu. Cari hotel, cari rusun yang ada, cari gedung apa pun tempat diklat yang kamar banyak sehingga anda bisa kelola," lanjutnya.

"Sehingga relasi sosial, relasi politik anda dengan masyarakat tidak maju mundur kayak setrika. Ini bahasa saya menjadi keras mohon maaf ya. Pada saat itu mulai agak tenang, tapi you mesti serve mesti layani masyarakat dengan baik," tegasnya.

Terlepas dari itu, Ganjar meminta kepada kepala daerah agar memiliki sensitivitas yang tinggi dan respons cepat dalam penanganan Covid-19.

"Dalam konteks hukum negara, pakai ilmu negara ini keadaan bahaya dalam konteks Kudus. Negara harus cepat-cepat turun. Pemerintah turun. Segala kekuatan diturunkan. Maka ketika Menkes, Panglima TNI, Kapolri, BNPB, sampai Presiden semua datang ini serius kita mesti ada sensitifis soal itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Regional
Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Regional
Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com