Belum lagi, Ganjar juga mendapat berbagai keluhan dari pasien yang diisolasi di Asrama Haji Donohudan.
"Begitu banyak keluhan-keluhan di Donohudan airlah, obatlah, komunikasi kita lakukan penebalan kita tambah para psikolog mereka masuk, mereka mulai tenang tapi bupati mulai resah. 'Pak Ganjar janganlah dibawa ke Donohudan'. Lalu apa yang mau Anda inginkan. 'Tetap saja di sini'. Loh anda enggak sanggup kok menyediakan isolasi terpusat," katanya.
Ganjar pun meminta Bupati Kudus segera gerak cepat membuat tempat isolasi terpusat untuk menangani membeludaknya pasien Covid-19.
Baca juga: Pokja Genetik UGM: Covid-19 Varian Delta di Kudus Lebih Menular dan Pengaruhi Respons Imun
"Akhirnya saya tengok ke sana dan ada satu rusunawa ternyata enggak penuh. Lalu saya bilang ini kan tidak penuh, ya sudah besok lagi jangan dikirim ke Donohudan. Anda saja yang siapakan seperti itu. Cari hotel, cari rusun yang ada, cari gedung apa pun tempat diklat yang kamar banyak sehingga anda bisa kelola," lanjutnya.
"Sehingga relasi sosial, relasi politik anda dengan masyarakat tidak maju mundur kayak setrika. Ini bahasa saya menjadi keras mohon maaf ya. Pada saat itu mulai agak tenang, tapi you mesti serve mesti layani masyarakat dengan baik," tegasnya.
Terlepas dari itu, Ganjar meminta kepada kepala daerah agar memiliki sensitivitas yang tinggi dan respons cepat dalam penanganan Covid-19.
"Dalam konteks hukum negara, pakai ilmu negara ini keadaan bahaya dalam konteks Kudus. Negara harus cepat-cepat turun. Pemerintah turun. Segala kekuatan diturunkan. Maka ketika Menkes, Panglima TNI, Kapolri, BNPB, sampai Presiden semua datang ini serius kita mesti ada sensitifis soal itu," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.