Menurutnya, saat ini penanganan lonjakan Covid-19 harus ditangani dengan cepat dengan bekerja sama dengan daerah lainnya.
"Maka harus ada PIC yang kelola, langsung kirim (pasien) ke mana ke Demak, Pati, Jepara atau paling gampang, terbuka, fasilitas banyak Kota Semarang. Saat itu mungkin tidak dilakukan. Banyak dari kawan-kawan pelayan publik inward looking lupa harusnya forward looking maka pada saat itu terjadi persoalan itu," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar sudah menduga peningkatan eksponensial tersebut disebabkan karena varian baru Covid-19.
"Kami coba melihat apa sebenarnya kok sangat eksponensial. Kami menduga-duga apakah ini varian baru? Hipotesis kami iya. Karena kita belum pernah mengalami kondisi ini. Ya ada si kejadian-kejadian karena terjadi libur panjang dan lainnya banyak dampaknya itu tapi sekencang ini belum ada," ungkapnya.
Kemudian, setelah dilakukan whole genome sequencing (WGS) pada pasien Covid-19 di Kudus ternyata memang ditemukan varian baru Covid-19.
"Kalau saya lihat grafiknya rasa-rasanya lebih tinggi dari puncak yang pernah kita alami tahun lalu. Maka ini menjadi sangat serius. Kami mencoba membantu Kudus. Maka kita WGS tes hasilnya betul varian baru," ucapnya.
Ganjar pun meralat ucapan penyebutan varian Covid-19 dari India tersebut menjadi varian baru.
"Sehingga kalau susunannya benar apa enggak, dari Kominfo India rupanya tersinggung kalau disebut India mungkin sebutnya varian baru. Kalau kita mengatakan B.1617.2 pasti rakyat opo kuwi (apa itu)," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.