Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Cerita Dapat Surat dari Kemenkominfo India, Komplain Soal Varian Covid-19 di Kudus

Kompas.com - 16/06/2021, 21:21 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku mendapat komplain dari Kementerian Kominfo India ihwal persebaran varian baru Covid-19 yang disebut dari India.

Komplain terkait penyebutan varian baru India itu baru diterima Ganjar melalui surat salah seorang anggota DPR RI yang dikirim lewat WhatsApp.

"Baru saja saya mendapat semacam surat dikirim via WA oleh seorang anggota DPR RI kepada saya. Mas Ganjar ini sebenarnya di Kudus varian apa? Loh kenapa? Ini ada surat dari Kemenkominfo India yang mengatakan bahwa tidak ada varian baru di India. Tidak ada. Maka semua yang menuliskan di medsos minta di-takedown. Begitulah kira-kira bunyi suratnya," kata Ganjar sebelum menerangkan lonjakan kasus Covid-19 di Jateng dalam webinar tentang Varian Virus Corona Delta di Kudus di Youtube Channel Kagama, Rabu (16/6/2021).

Baca juga: Sempat Gagal UN, Dosen UGM Ini Lulus dari Harvard dengan 2 Penghargaan

Ganjar mengawali cerita tersebut lantaran dalam konteks komunikasi dan substansi menjadi problem di masyarakat karena tak semudah seperti yang dibayangkan.

"Waktu Senin lalu kami evaluasi bersama, dalam rapat kami mencoba melakukan pengumpulan informasi dan masukan, ada dari pakar, pemangku kepentingan untuk bisa merespon persoalan ini," jelasnya.

Menurutnya, grafik angka kasus Covid-19 sebelum Lebaran sudah menunjukkan tren penurunan di Jawa Tengah sehingga dapat dikendalikan.

"Saya sudah kasih warning ke rumah sakit-rumah sakit hati-hati ya kita mesti siaga. apakah teori yang mengatakan munculnya kurva kedua, munculnya dancing car apa akan terbukti atau tidak? Karena pengalaman di beberapa negara tidak terbukti. Bahkan ada yang sampai kurva ketiga dan melebihi dari dua kurva yang ada dan belum ada cerita dancing car," ucapnya.

Ganjar lalu mencontohkan, beberapa negara yang dinilai bagus dalam penanganan Covid-19 namun pada akhirnya juga terjadi lonjakan.

"Taiwan yang dikatakan paling bagus mengalami hal serupa. Kawan saya di Singapore bercerita bagus, hari ini problem juga, Malaysia demikian juga. Bahkan kita one step a head lebih bagus kalau bicara vaksin. Maka semua menjadi complicated tidak mudah," ungkapnya.

Ganjar mengungkapkan, di saat kasus Covid-19 di Jawa Tengah mulai melandai dan dikendalikan dengan baik, tiba-tiba di Kabupaten Kudus terjadi peningkatan eksponensial.

"Kudus itu unik, terjadi peningkatan eksponensial. Maka tentu saja membuat kita panik, pemerintahan Kudus juga panik. Maka manajemen yang ada di rumah sakit yang menggunakan kondisi biasa-biasa saja tidak pernah berpikir yang luar biasa, gempuran pasien yang banyak sekali membikin panik," katanya.

Maka dari itu, lanjut Ganjar, penanganan Covid-19 harus dilakukan bersama-sama sehingga tidak perlu merasa khawatir karena didukung oleh seluruh pihak.

"Seringkali dalam pengambilan keputusan kita lupa bahwa awake dewe nduwe sedulur (kita punya saudara) kita punya jejaring kita punya kekuatan yang lain. Kalau bupati wali kota di atasnya ada gubernur, atasnya ada presiden, ada menteri yang membantu, ada TNI Polri, kampus, peneliti, pengusaha. Kalau kita bicara pentahelix sebenarnya engga perlu panik," ujarnya.

Baca juga: Pasien Covid-19 Pati Nyaman Isolasi di Hotel, Ganjar: Daerah Lain Bisa Tiru

Ganjar mengatakan, permasalahan muncul ketika banyaknya warga yang terpapar Covid-19 harus dirujuk di rumah sakit namun kondisinya sudah penuh.

"Tapi faktanya ketika banyak masyarakat terpapar dan harus ke RS pada saat itulah problem muncul. RS jadi panik apalagi RS daerah, akhirnya berita, di permedsosan terekam antrean depan ICU ditolak, meninggal dunia tidak bisa dikubur. Ternyata problemnya memang teknis. Mereka datang ke ICU tidak bisa tertampung maka mengatakan mohon maaf sudah penuh. Saya berpikir tidak seharusnya begitu," jelasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Regional
Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Regional
Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Maksimalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Maksimalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com