PADANG, KOMPAS.com - Terjadi antrean panjang bahan bakar minyak (BBM) jenis Biosolar di Padang, Sumatera Barat. Antrean panjang berjam-jam terjadi di SPBU yang masih menjual Biosolar sehingga mengganggu lalu lintas akibat macet panjang.
Salah satu sopir yang mengantre di salah satu SPBU mengatakan bahwa Biosolar mulai langka, sehingga mereka harus antre berjam-jam.
"Biosolar mulai langka sehingga antrean panjang," kata Edi (39), salah seorang sopir truk yang antre di SPBU Khatib Sulaiman Padang, Selasa (15/6/2021) malam.
Baca juga: Satgas Kecolongan, Ada Kerumunan Senam Massal di Pantai Bangka, Acaranya Ternyata Tak Berizin
Antre 2 jam belum dapat solar
Edi mengaku sudah antre sejak dua jam lalu, tetapi belum juga mendapatkan Biosolar.
"Udah dua jam. Antrenya panjang. Semoga saja dapat. Takutnya sudah antre, solarnya habis," kata Edi.
Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Sumbar Ridwan Hosen mengakui terjadinya antrean pembelian Biosolar di sejumlah SPBU di Padang dalam beberapa hari terakhir.
"Betul ada antrean di SPBU, tapi ini bukan masalah kuota," kata Ridwan yang dihubungi Kompas.com, Rabu (16/6/2021).
"Tapi karena keinginan masyarakat membeli Biosolar daripada solar nonsubsidi," lanjut Ridwan.
Perbedaan harga Biosolar dengan solar nonsubsidi jauh
Menurut Ridwan, adanya perbedaan harga yang jauh antara solar subsidi dengan solar nonsubdisi membuat konsumen lebih rela mengantre mendapatkan Biosolar.
"Bedanya jauh sekali hampir setengahnya. Biosolar dijual Rp 5.150, sedangkan Dexlite Rp 9.700. Jadi selisihnya Rp 4.550 sehingga konsumen memilih membeli Biosolar," kata Ridwan.
Ridwan juga mengakui ada sejumlah SPBU di Padang yang tidak menjual Biosolar dengan alasan keamanan.
Hal itu membuat penjualan Biosolar terkonsentrasi hanya di sejumlah SPBU.
"Ada yang tidak jual karena alasan keamanan seperti takut kebakaran dan lokasinya sempit," jelas Ridwan.