Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek Ini Mengeluh Istrinya Jadi Pelupa Usai Divaksin, Tak Bisa Bedakan Gula dan Garam, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 15/06/2021, 19:52 WIB
Acep Nazmudin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Kakek Achro (81), seorang lansia warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, mengeluhkan kondisi istrinya setelah divaksin Covid-19. Kata dia, istrinya mengalami perubahan, di antaranya jadi pelupa.

Hal tersebut dia sampaikan saat sosialisasi vaksin di acara Komunikasi sosial dengan komponen masyarakat yang digelar oleh Batalyon Mandala Yudha, di Lebak, Banten, Selasa (15/06/2021).

"Istri saya jadi pelupa, semacam linglung, tadi saya mau berangkat ke sini juga dikasih uang Rp 5.000, dia kukuh bilang itu Rp 100.000," kata Achro mengawali penjelasan saat diberi kesempatan bertanya.

Baca juga: Juru Kunci Makam Bung Karno Lumpuh Usai Divaksin, Pengayuh Becak Tak Hadiri Undangan Vaksinasi

Usai divaksin, istri Kakek Achro mengeluh sakit kepala, lalu jadi pelupa

Achro mengaku bingung dengan kondisi istrinya, kata dia sebelum divaksin, kondisinya baik-baik saja bahkan jarang mengeluh sakit.

Istrinya yang berusia 60 tahun tersebut, kata dia, sehari-harinya adalah sebagai ibu rumah tangga biasa.

Lebih lanjut dia menjelaskan, awalnya istrinya mengeluh sakit kepala, setelah beberapa hari, kejadian-kejadian lupa mulai muncul. Bahkan saat masak juga tidak bisa membedakan gula dan garam.

"Kalau masak sekarang asin," kata dia.

Baca juga: Ratusan Warga Semarang Terpapar Covid-19 Usai Divaksin, Dinkes Imbau Tetap Disiplin Prokes

Kakek Achro malah segar bugar usai divaksin

Kondisi sebaliknya justru terjadi pada dirinya, dia mengatakan tidak merasakan efek sakit apa-apa setelah divaksin, justru saat ini kondisinya malah semakin bugar.

Dia mengatakan, bersama sang istri dirinya divaksin di sebuah rumah sakit di kota Serang atas rekomendasi babinsa setempat.

Dia divaksin pada tanggal 17 Mei lalu dan akan mendapat giliran vaksin kedua pada 10 Agustus mendatang. Namun dia lupa vaksin jenis apa yang dipakai.

"Ini sudah dapat SMS dapat panggilan vaksin kedua 10 Agustus," kata dia.

Di depan forum, Achro menanyakan apakah kondisi yang dialami istrinya tersebut efek dari vaksin atau bukan.

Baca juga: Lansia 60 Tahun Jadi Pelupa Usai Divaksin, Dokter: Baru Pertama Kali Dengar Ada Efek Samping Itu...

 

Dokter: baru pertama kali dengar efek jadi pelupa...

Achro (81) seorang lansia warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, mengeluhkan kondisi istrinya setelah divaksin Covid-19. Kata dia, istrinya mengalami perubahan, di antaranya jadi pelupa.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Achro (81) seorang lansia warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, mengeluhkan kondisi istrinya setelah divaksin Covid-19. Kata dia, istrinya mengalami perubahan, di antaranya jadi pelupa.
dr Yuni Adriani, dokter yang mengisi forum tersebut kemudian memberikan penjelasan prihal keluhan dari Achro. Menurut dia kasus seperti ini baru pertama kali dia ketahui.

"Saya pertama kali dengar efek samping pelupa, biasanya demam, pusing, pegal, mungkin karena kurang konsentrasi pak," kata Yuni menjawab pertanyaan Achro.

Dokter yang bertugas sebagai Paur Perwira Pemeriksaan Kesehatan Kostrad di Makostrad Jakarta itu kemudian meminta Achro untuk mengobservasi istrinya hingga beberapa minggu ke depan, jika pelupanya terus muncul, bisa dikonsultasikan langsung kepada dokter.

Ditemui seusai kegiatan, Yuni mengatakan seusai vaksin memang biasanya muncul efek samping, yang paling umum adalah pegal-pegal, pusing hingga demam. Tapi efek tersebut akan hilang dalam satu atau dua hari.

Usia lanjut, risiko jadi pelupa tinggi

Sementara untuk keluhan yang disampaikan Achro, Yuni mengatakan kemungkinan adalah karena faktor usia karena sudah 60 tahun.

"Sekarang kita lihat juga dari faktor usia bagaimana, saya tanya 60 tahun, sudah usia lanjut, bisa jadi faktor risiko juga jadi pelupa, jadi karena kebetulan sudah divaksin jadi orang itu mengaitkan efek damping," kata Yuni.

Yuni mengatakan, vaksin untuk lansia saat ini sebetulnya aman karena sudah teruji secara klinis. Asal calon penerima vaksin dalam kondisi sehat.

"Misalnya untuk yang punya riwayat darah tinggi, harus dalam kondisi normal, tekanannya kurang dari 140/90," itu yang disarankan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com