Sepasang temanten tebu, Anggara dan Jenar, sampai di penghujung ritual.
Kemudian tebu dilemparkan ke besi-besi kokoh yang segera menggerus keduanya dalam gemuruh suara mesin-mesin giling RMI.
"Ritual ini kami gelar hari ini, persis hari pertama dari musim giling yang kami jadwalkan akan berlangsung selama 130 hari ke depan," ujar Heri.
Penyelenggaraan ritual manten tebu itu adalah yang pertama oleh PT RMI, perusahaan dengan kapasitas produksi 10.000 TCD (ton cane day) per pekan itu.
Baca juga: Dana Covid-19 Rp 107 M Dinilai Janggal, Ini Kata Para Pejabat Jember
Menurut Heri, penyelenggaraan ritual Manten Tebu juga merupakan wujud partisipasi PT RMI dalam upaya menjaga ekspresi budaya tradisional Jawa.
"Kami juga berharap upacara Manten Tebu ini bisa menjadi daya tarik tambahan bagi sektor wisata Blitar. Manten Tebu akan kami selenggarakan setiap tahun di setiap awal musim giling," tambah dia.
Heri menjelaskan, sepanjang musim giling kali ini PT RMI menargetkan penggilingan 1,2 juta ton tebu yang berasal dari tebu rakyat bukan hanya dari wilayah Blitar tapi juga Malang, Tulungagung, dan Kediri.
Serapan tebu itu naik sekitar 25 persen dari serapan tebu pada musim giling tahun 2020 sebesar 900.000 ton.
Dengan rendemen sekitar 8 persen, Heri mengatakan, manajemen RMI berharap pihaknya dapat meningkatkan porsi pasokan gula nasional.
PT RMI beroperasi pertama kali tahun 2019 dan berdiri membonceng program strategis nasional di bidang swasembada gula di penghujung periode pertama pemerintahan Joko Widodo.
Dengan investasi lebih dari Rp 3 triliun, PT RMI memiliki kekuatan untuk menjadi salah satu produsen gula terbesar di Jawa Timur, serta berobsesi untuk bertumpu pada pasokan tebu dari lahan-lahan tidak produktif milik Perhutani di yang ada di wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya.
Bagi warga Kabupaten Blitar dan sekitarnya, dimulainya musim giling tebu dapat dilihat dari hilir mudik truk-truk dengan muatan tebu yang berat dan tumpukan melebihi batas bak muatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.