Bangkitkan lagi kerajinan besek
Widie bersama sejumlah warga lainnya kemudian ingin membangkitkan lagi kerajinan anyaman bambu di desanya.
Usahanya membuahkan hasil karena dalam lima tahun terkahir, marak kampanye antiplastik.
Permintaan mulai muncul dan warga pun kembali membuat besek.
Saat ini besek digunakan pemesannya untuk wadah makanan saat hjatan, tempat buah, menyimpan aksesoris dan suvenir, hingga tempat daging saat hari raya Idul Adha.
Meski belum skala besar, ia mengaku bersyukur warga kembali punya penghasilan tambahan dengan membuat besek.
Baca juga: 3 Tahun Tinggal Bersama Pacar di NTT Tanpa Izin, WNA Perempuan Asal Filipina Dideportasi
2.000-5.000 pesanan tiap bulan
Hari-hari biasa, Widie mengaku kelompoknya kerap mendapat pesanan hingga 2.000 besek tiap bulan.
Jumlahnya bisa meningkat jika Idul Adha dan mencapai 5.000 besek dalam sebulan.
Sementara jumlah pengrajin di lingkungannya saat ini adalah sekitar 60 warga.
Untuk pemasaran, Widie mengaku baru sebatas di wilayah Banyuwangi.
Ke depan, ia masih berusaha meningkatkan kualitas besek yang dibuat warga desanya.
Selain besek, warga di Papring juga terbiasa membuat tas berbahan anyaman bambu seperti tas.
Tas ini sekarang mulai diminati untuk tempat oleh-oleh hingga untuk pemakaian sehari-hari.
Baca juga: Detik-detik Ular Kobra Semburkan Bisa Saat Dihalau Pakai Kayu, 2 Warga Dilarikan ke RS