Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Keluarga Madura Siap Bantu Jaga Pos Penyekatan di Suramadu

Kompas.com - 14/06/2021, 21:20 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima audiensi dari perwakilan Ikatan Keluarga Madura (Ikama) di Balai Kota Surabaya, Senin (14/6/2021).

Dalam audiensi tersebut, Ikama mendukung Satgas Covid-19 Surabaya untuk menekan laju penyebaran virus corona, salah satunya melalui penerapan screening atau penyekatan di akses Jembatan Suramadu.

Pembina Ikama Achmad Zaini mengaku siap membantu mengatur jalannya penerapan screening atau penyekatan yang dilakukan Satgas Covid-19 di Surabaya.

"Ikatan Keluarga Madura akan membantu untuk mengamankan atau untuk mengatur bagaimana supaya agar swab itu bisa teratur dengan baik. Tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang mengeluh sebagainya," kata Achmad Zaini usai audiensi, Senin.

Baca juga: Positivity Rate Covid-19 di Surabaya Naik Jadi 9 Persen, Eri: Alarm Buat Kita

Menurutnya, screening yang diterapkan di akses Suramadu ini sangat penting untuk mencegah laju penyebaran Covid-19.

Oleh karena itu, satu atau dua hari ke depan, pihaknya menyatakan siap membantu Satgas Covid-19 untuk menjaga pos-pos perbatasan Jembatan Suramadu.

"Jadi mulai besok, 1-2 hari ini kita akan bersama-sama membantu menjaga pos-pos yang perlu dibantu. Baik di sisi Madura maupun Surabaya," ujar Zaini.

Di sisi lain, pihaknya juga mendorong Gubernur Jawa Timur agar turun langsung supaya mengatur jalannya penyekatan, baik itu di akses Suramadu sisi Madura maupun Surabaya.

Dia berharap, ke depan tidak ada lagi penumpukan kendaraan di Jembatan Suramadu karena adanya penyekatan.

"Karena ini wewenang gubernur. Bagaimana antara Surabaya dan Madura itu segera teratasi," tutur dia.

Baca juga: Viral, Video Petugas Kafe Dipukul, Pelaku Tak Terima Ditegur Saat Menyanyi dengan Suara Sumbang

 

Antrean pengendara motor terjadi di akses keluar Jembatan Suramadu, Minggu (06/06) akibat penyekatan dan tes antigen acak di lokasi itu.ANTARA FOTO Antrean pengendara motor terjadi di akses keluar Jembatan Suramadu, Minggu (06/06) akibat penyekatan dan tes antigen acak di lokasi itu.
Ikama juga akan mendorong Bupati Bangkalan agar memasifkan penyekatan di akses Suramadu sisi Madura.

Harapannya, penumpukan kendaraan di Jembatan Suramadu dapat dihindari, karena seluruh kendaraan sebelumnya telah di-screening di sisi Bangkalan.

"Bagaimana (kendaraan) dari Madura itu sudah bawa surat swab ke Surabaya, jadi gak perlu numpuk dan berkerumun. Jadi Bupati Bangkalan nanti kami imbau untuk melaksanakan itu," kata dia.

Baca juga: 3 Warga Jatim Terinfeksi Covid-19 Varian India, Satgas: Semuanya dari Penyekatan Suramadu

Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat Madura agar bersama-sama patuh terhadap anjuran pemerintah.

Salah satunya agar disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker.

"Saya berharap kepada masyarakat Madura dimanapun berada, khususnya di Surabaya maupun di Madura untuk bersama-sama patuh. Covid-19 ini ada sudah setahun lebih, jadi harus percaya kita dan yakin Covid-19 itu ada," ujar dia.

Apalagi, Zaini menyebut, berdasarkan informasi yang disampaikan Gubernur Jatim, terdapat varian baru Covid-19 dari India yang ditemukan dari hasil penyekatan Jembatan Suramadu.

Sehingga screening ini dinilainya sangat penting untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

"Karena itu perlu ditangani bagaimana agar semua aman. Kami akan mendesak gubernur supaya segera mengatur itu semua yang baik," ucap Zaini.

Baca juga: Minta Bantuan Polisi, Suami Gerebek Istrinya Saat Selingkuh dengan Kepala Desa

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya tidak ada membatasi siapa pun warga yang akan masuk ke Kota Pahlawan.

Namun, karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, tentunya warga yang akan masuk ke Surabaya itu harus dipastikan sehat terlebih dulu.

"Siapa pun yang masuk Surabaya silahkan, tidak ada pembatasan. Tetapi harus ada surat sehatnya, makanya diswab," kata Eri.

Sejak awal, Eri selalu menyampaikan bahwa Covid-19 adalah musibah.

Sehingga, untuk menekan laju penyebaran, Satgas Covid-19 Surabaya menerapkan penyekatan untuk melindungi warga.

Meski begitu, dukungan dan kerja keras dari semua pihak dibutuhkan untuk menanggulangi upaya Satgas Covid-19 Surabaya menekan laju penyebaran virus corona.

"Karena ini adalah perbatasan, maka saya sampaikan, bersama beliau-beliau dari Ikama kita bareng-bareng jaga Surabaya. Bagaimana orang yang masuk ke Surabaya itu semuanya harus sehat," ucap Eri.

Menurutnya, Surabaya dan Bangkalan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Sehingga untuk menekan laju penyebaran Covid-19 dibutuhkan pula sinergitas dari kedua pemangku kepentingan.

"Karena ini ada dua wilayah, Alhamdulillah beliau (pembina Ikama) akan menyampaikan ke Gubernur Jatim. Dengan adanya support dari beliau, saya semakin yakin bisa menjaga warga Surabaya dari Covid-19, sehingga bisa menyelesaikan semuanya," ujar Eri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com