Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

68 Persen Sumber Air Warga Kulon Progo Tercemar Limbah Rumah Tangga

Kompas.com - 14/06/2021, 17:42 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Sebanyak 68 persen air warga di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami pencemaran.

Hal ini diketahui dari uji laboratorium pada ratusan sampel air yang diambil dari sarana air warga.

Seksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga di Dinas Kesehatan Kulon Progo melakukan penelitian ini pada 2020.

“Kemungkinan disebabkan oleh merembesnya air buangan ke dalam sarana air minum, lingkungan yang belum sehat serta perilaku dalam memperlakukan sarana air minum sendiri,” kata Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga, Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kulon Progo, Slamet Riyanto, di ruang kerjanya, Senin (14/6/2021).

Baca juga: 10 Guru SMP Negeri di Kulon Progo Terkonfirmasi Positif Covid-19

Pengambilan sampel berlangsung dalam Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) yang dilakukan Sanitarian Puskesmas.

Sampel air diambil dari 256 sarana air warga yang mempunyai tingkat risiko rendah dan sedang terjadinya pencemaran.

Dinas Kesehatan Kulon Progo mengambil sampel di sumber air PDAM dan beberapa titik di jalur pemipaannya, sarana air komunal warga, hingga depot air minum.

Sementara puskesmas mengambil sampel dari sumur rumah tangga berupa sumur bor maupun sumur gali.

Hasil uji laboratorium menunjukkan 68 persen sampel air itu memiliki indeks kategori tercemar.

Baca juga: Sungai di Kaki Gunung Lawu Tercemar Kotoran Sapi dan Popok Bayi

Indeks didapat dari pemeriksaan mikrobiologi dengan metode Most Probable Number (MPN). Hasilnya, ada lebih dari 50 bakteri coliform di setiap 100 mililiter air.

Mayoritas air pun dinilai memiliki kualitas kurang baik sehingga perlu ditingkatkan dan perlu diolah lagi untuk dimanfaatkan dan dikonsumsi.

“Hanya 32 persen sudah memenuhi syarat. Otomatis sisanya belum memenuhi syarat,” kata Sanitarian Dinkes Kulon Progo, Bangun Nugroho Wibowo.

Kualitas rendah air paling banyak diperoleh dari sampel air sumur gali. Sebanyak 106 dari 265 sampel air itu berasal dari sumur gali di rumah warga.

Sejumlah 80 sampel dari sumur gali itu menunjukkan pencemaran, sedangkan 26 sampel air sumur masuk kategori masih baik.

Sumur gali di daerah Selatan kualitas airnya lebih rendah jika dibandingkan di daerah Utara, karena air tanahnya dangkal dan jika hujan sering terjadi genangan air di sekitar sumur gali.

Baca juga: Tercemar Minyak Kelapa Sawit, Air Sungai Mahakam Tak Bisa Dikonsumsi dan Ikan di Tambak Mati

Sedangkan rata-rata air PDAM dan sarana air komunal warga kondisinya baik.

“Bahkan ada yang 0 (indeks MPN) per 100 ml air, seperti di beberapa air komunal warga,” kata Bangun.

Dalam observasi lapangan, kondisi sumur turut memperkuat rendahnya kualitas air.

Sumur gali banyak berdiri berdampingan dengan sumber pencemaran, seperti septictank, tempat pembuangan sampah, maupun kandang ternak.

Banyak sumur tidak dilengkapi saluran pembuangan air limbah hingga kondisi lantainya retak.

Selain itu, kurangnya kesadaran berperilaku sehat masyarakat, seperti setelah dari kebun atau kandang langsung memegang tali timba dan tidak cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir terlebih dahulu.

“Syarat sumur gali yang baik adalah jauh dari pencemaran, minimal 11 meter, seperti genangan air, sampah, dan limbah,” kata Bangun.

Baca juga: Bengawan Solo Masih Tercemar, Ganjar Tagih Janji Perusahaan Tak Buang Limbah ke Sungai

“Tiga meter dari permukaan tanah harus kedap air atau diplester rapat, adanya jerambah atau lantai sumur yang tidak retak, bibir sumur terbuat dari bahan yang kuat, timba yang selalu tergantung dan tidak diletakkan di lantai, serta didukung perilaku masyarakat dalam memperlakukan sumber air itu sendiri,” kata Bangun.

Kualitas air sumur yang tidak memenuhi syarat bisa sebagai media penularan penyakit seperti diare, cacingan, typhus, dan hepatitis A.

Penyakit itu ikut andil terjadinya stunting pada anak.

“Kemunculan penyakit ini bisa mengakibatkan terganggunya perkembangan anak saat di kandungan sehingga dapat menurunkan kualitas generasi yang akan datang,” kata Slamet.

Baca juga: Sungai Parat Semarang Tercemar Limbah Babi, Peternak Akui Ada Kebocoran

Karenanya, hasil ini menjadi bahan pemerintah mendorong perbaikan kualitas air lewat berbagai program dan kerja sama berbagai dinas, seperti rencana pengamanan air minum rumah tangga, perbaikan di PDAM dan sambungan komunal.

Dinas Kesehatan Kulon Progo juga mendorong perubahan perilaku pada masyarakat lewat berbagai edukasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com