Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Raup Puluhan Juta dari Melukis, Penyandang Disleksia Ini Mulai Rambah Dunia Fotografi

Kompas.com - 14/06/2021, 07:06 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Muhammad Ariel Arkana Ramadhan (21) seakan ingin coba membuktikan, bahwa keterbatasan yang dimiliki bukanlah sebuah pembatas bagi seseorang untuk kemudian berpasrah diri.

Ariel terus berusaha menjadi sosok yang kreatif, kendati divonis secara medis mengalami disleksia sejak kecil.

Disleksia sendiri merupakan gangguan dalam perkembangan baca-tulis, yang umumnya terjadi pada anak saat menginjak usia 7 hingga 8 tahun.

Gangguan ini ditandai kesulitan belajar membaca secara lancar dan kesulitan dalam memahami, meskipun anak tersebut terlihat normal atau di atas rata-rata.

Setelah sukses membuat beberapa karya lukis, dengan salah satu lukisannya bertema kapal pinisi sempat laku puluhan juta setahun silam, Ariel kini mulai mencoba kreativitas yang dimiliki dengan merambah dunia fotografi.

Baca juga: 5 CPMI Terjun dari Lantai 4 BLK di Malang, Ini Sejumlah Dugaan Pelanggaran yang Ditemukan BP2MI

Ada 15 hasil jepretan Ariel yang semuanya hanya menggunakan sarana ponsel saat pengambilan gambar, kemudian dipamerkan di salah satu mal yang ada di Gresik.

Dalam pameran yang digelar mulai tanggal 12 hingga 27 Juni 2021 mendatang ini, memang bukan hanya menampilkan karya Ariel saja, namun juga dua orang rekannya yang sama-sama menjadi anak didik Arik Wartono di Sanggar Daun.

Dari 15 karya fotografi yang ditampilkan oleh Ariel, kesemuanya bersifat abstrak.

Artinya, para pengunjung dan penikmat seni lebih dulu diajak sekitar beberapa detik untuk dapat berpikir, sebelum akhirnya mengetahui apa makna yang terkandung dalam foto hasil jepretan Ariel menggunakan ponsel tersebut.

"Senang abstrak, karena biar orang ikutan menebak," ujar Ariel, saat ditemui di sela agenda pameran, Sabtu (12/6/2021) petang.

Bagi Ariel yang menjelaskan dengan nada terbata-bata, tidak masalah orang beranggapan dan menilai apa atas hasil karya miliknya.

Karena menurutnya, baik lukisan maupun hasil fotografi yang dihasilkan, semuanya murni atas perasaan yang dialami olehnya dan itu diluapkan melalui kanvas saat membuat lukisan maupun ponsel saat ingin memotret.

Berbeda dengan agenda pameran lukisan dirinya beberapa waktu lalu, di mana salah satu karya Ariel dengan tema 'Pinisi in the Holy Land' berhasil terjual diangka Rp 27,5 juta, dengan hasilnya ditabung dan sebagian disumbang untuk mereka yang kurang mampu serta membutuhkan.

Ariel mengaku, belum terpikir mengenai hasil karya fotografi yang dihasilkan dan dipamerkan kali ini.

 

Bersama 2 rekan

Tidak seperti pameran lukisan setahun silam, yang saat itu hanya memamerkan hasil karya lukisan Ariel seorang.

Namun, dalam pameran fotografi kali ini, Ariel juga bersama dua orang rekannya yang sama-sama menjadi anak didik Arik Wartono di Sanggar Daun.

Kedua rekannya yakni Alin yang tercatat pelajar kelas 7 SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, serta Raden Anggoro siswa kelas 5 SD Lukman Al Hakim Surabaya.

Berbeda dengan Ariel, untuk karya fotografi yang ditampilkan oleh Alin terlihat lebih fokus pada genre travel photography dan human interest.

Alin pun sempat bercerita mengenai perjuangan dirinya dalam menggeluti dunia fotografi, dan sempat merasakan perundungan dari teman satu sekolahnya.

"Terkadang muncul juga pembully-an dari teman, saat saya tunjukkan karya fotografi ke mereka. Tapi tidak apa-apa, justru itu menguji mental kita," ucap Alin sambil tersenyum.

Baca juga: 2 Pekerja Korban Ledakan di Gresik Masih Menjalani Perawatan Intensif

Sementara Raden Anggoro yang berusia paling muda ketimbang Ariel dan Alin, mengatakan senang hasil karyanya bisa tampil dalam pameran tersebut.

Foto-foto hasil karya Angga yang dipamerkan, terlihat lebih berfokus pada produk (still life).

Angga pun mengaku, tertarik pada dunia fotografi setelah melihat banyak foto bagus di majalah.

"Senang saja lihat foto bagus, jadi ingin mencoba sendiri. Terus kenal Pak Ustad (Arik Wartono), dan diajari caranya," kata Angga.

 

Baru pemula

Arik Wartono selaku pembimbing Ariel, Alin dan juga Angga di Sanggar Daun mengatakan, ketiganya termasuk pemula di dunia fotografi.

Karena baik Ariel, Alin serta Angga, baru mulai belajar fotografi di Sanggar Daun terhitung sejak Bulan Agustus 2020.

Meskipun Ariel sudah lebih dulu belajar kepada Arik lebih lama di Sanggar Daun untuk mengasah kemampuan melukis dan bukan fotografi.

"Saya hanya mengajarkan cara teknisnya saja memotret menggunakan ponsel masing-masing. Sementara soal hasil, itu murni dari bakat dan insting masing-masing," tutur Arik.

Sebab, menurut Arik, karya foto bahkan karya seni secara umum yang baik adalah, karya yang mampu menafsir ulang kehidupan (objek, peristiwa dan gagasan) dengan cara yang personal dan unik.

Baca juga: Antisipasi Covid-19 Masuk dari Lamongan dan Bangkalan, Perbatasan Gresik Kembali Disekat

 

Tidak harus dengan kamera profesional layaknya fotografer, dengan ponsel asal seseorang tersebut berbakat akan mampu menghasilkan karya yang indah untuk dinikmati.

Arik menambahkan, kendati hanya menggunakan ponsel dalam pengambilan gambar, dirinya tetap menuntut kepada ketiga anak didiknya tersebut untuk memenuhi standar fotografi yang baik.

95 hasil karya fotografi yang ditampilkan dalam pameran, kata dia, tanpa editing kecuali pemotongan panjang dan atau lebar karya menyesuaikan ukuran penyajian pameran untuk proses cetak karya foto.

Kendati termasuk sebagai pemula, namun hasil karya Ariel, Alin serta Angga yang dipamerkan sempat menuai apresiasi dari beberapa tokoh dunia fotografi dan seni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com