Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarawan UGM: Suku Kalang Jawa Diduga Satu Ras dengan Dani dan Asmat di Papua

Kompas.com - 13/06/2021, 16:45 WIB
Usman Hadi ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga, dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, memastikan empat makam di Pemakaman Gondang Timur, Desa Gondang, Pace, adalah makam Suku Kalang.

Lantas, siapa Suku Kalang tersebut?

Pengajar di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Baha’ Uddin menjelaskan, nenek moyang Suku Kalang berasal dari Tonkin, tepatnya dari Bacson-Hoabinh Vietnam.

“Mereka kemudian dikenal dengan bangsa Melanesoid (ras Negroid) yang mengembangkan kebudayaan batu madya. Kelompok inilah yang diduga merupakan nenek moyang dari Wong Kalang di Jawa, Dani dan Asmat di Papua,” jelas Baha’ kepada Kompas.com, Minggu (13/6/2021).

Baca juga: Ditemukan Makam Suku Kalang di Nganjuk, Salah Satunya Bernisan Lingga

Kalangan arkeolog berdasar pada penelitian di Bojonegoro, lanjut Baha', mempercayai orang-orang Kalang mempunyai hubungan erat dengan orang Negrito di Filipina dan orang Semang di Malaysia.

Namun dalam perkembangannya, keberadaan Suku Kalang di Jawa terdesak dengan migrasinya orang Melayu Austronesia (Proto Melayu dan Deutro Melayu) ke wilayah Nusantara. Suku Kalang akhirnya menyingkir ke pinggir hutan.

Proto Melayu merupakan nenek moyang orang Toraja, Sasak, Dayak, Nias, dan Kudu.

Sedangkan Deutro Melayu merupakan nenek moyang orang Jawa, Bali, Sunda, Minang, Bugis, Makassar, dan lainnya.

“Jadi secara kronologis, mereka ini (Suku Kalang) sudah ada di Nusantara dan Jawa terlebih dahulu dibandingkan dengan ras Austronesia, nenek moyang orang Jawa,” ungkap Baha’.

Baca juga: Piring Keramik dari Era Kolonial Belanda Ditemukan Saat Warga Gali Liang Lahad

Nah, keberadaan Suku Kalang makin tersisih pada masa Kerajaan Hindu-Budha di Nusantara.

Pada masa itu Suku Kalang menyingkir ke pinggir dan tengah hutan, tujuannya untuk mempertahankan eksistensi kebudayaannya.

“Jadi mereka mempertahankan diri. Karena mereka tidak mau di-hindu-kan itu sebenarnya... Menurut pandangan saya, mereka (menyingkir) karena mempertahankan eksistensi komunitas mereka dalam kebudayaan mereka,” ucap Baha’.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com