Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pematung Tunanetra Asal Klaten, Sulap Kertas Bekas Jadi Bernilai Seni Tinggi

Kompas.com - 13/06/2021, 09:38 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Di tengah keterbatasan fisiknya, Sartono, pria berusia 58 tahun asal Kampung Sekalekan, Kelurahan Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tetap semangat membuat karya seni patung dari kertas.

Dilansir dari TribunSolo, Sartono kehilangan penglihatannya setelah jatuh dari ketinggian 1,5 meter pada usia 3 tahun. 

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar, Gubernur Ridwan Bantah Ada Rumah Sakit Tolak Pasien

"Dulu kalau cerita dari orang tua saya, saat saya berumur tiga tahun pernah jatuh dari ketinggian 1,5 meter. Saat itu saya sedang bermain dengan kakak saya," papar Sartono, Senin (7/6/2021) lalu.

Lalu, sejak kelas 3 sekolah dasar, Sartono mengaku benar-benar tak bisa lagi bisa melihat.

"Sejak itu saya sudah benar-benar tidak bisa melihat. Jadi gelap semua," tambahnya.

Baca juga: Curi ATM, Sales Bobol Uang Tabungan Pelanggan Rp 64 Juta di Blitar, Ini Kronologinya

Ketertarikan membuat patung

Saat ditemui di rumahnya, Sartono sedang membuat patung salah satu tokoh nasional, Soekarno.

Kedua tangan Sartono sibuk memilih tumpukan kertas berwarna coklat, lalu melumurinya dengan lem yang ada di samping kakinya.

Terkadang tangan Sartono meraba-raba mencari kertas yang sesuai dengan bentuk yang diinginkannya.

Baca juga: Ketika Para Penyandang Tunanetra Mengaji dengan Metode Braile...

 

Di sela-sela waktu itu, Sartono menceritakan, keahlian membuat patung dari kertas diperoleh dari salah satu tetangganya.

"Dari situ saya mau belajar cara bikin patung tapi saya enggak bisa melihat prosesnya. Kemudian saya minta izin sama yang membuat patung agar diizinkan untuk merabanya dan akhirnya diizinkan untuk meraba," katanya.

"Setelah merasakan bentuk luar patungnya seperti apa, saya berinisiatif untuk membuat patung sesuai dengan keinginan saya," tambahnya.

 

Sempat tak percaya diri

Sartono mengaku, dirinya sempat tak percaya diri untuk memasarkan patung karyanya itu.

Namun, setelah didukung keluarga dan rekan-rekannya memberanikan diri.

"Baru saya pasarkan selama 12 tahun ini karena dahulu tidak yakin karya saya bisa laku untuk dijual," ujarnya.

Saat ini, kata Sartono, harga satu patung dibanderol kisaran Rp 400 ribu.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar, Ini Langkah Gubernur Ridwan Kamil

"Dahulu sih harganya Rp 250 ribu tapi harga bahan-bahannya juga naik, jadi harganya juga ikut naik," tambahnya.

Sartono pun mengaku, setelah berani memasarkan, dirinya sempat mendapat tawaran dari orang Bali untuk membuat patung-patung dan dijual di Pulau Dewata.

"Saya diminta untuk membuat empat patung dalam waktu sebulan tapi tawaran itu saya tolak karena kondisi saya yang begini (tidak bisa melihat)," paparnya.

Bahan bekas

Untuk membuat satu patung berukuran besar, Sartono mengaku butuh waktu sekitar 20 sampai 30 hari.

Apabila cuaca mendung, proses pembuatannya akan lebih lama.

Lalu, untuk bahan patung, dirinya menggunakan kertas bekas karton atau kertas semen.

"Bahan-bahannya ada yang beli dan dapat dari rongsokan," jelasnya.

Mesipun penglihatannya tak sempurna, Sartono mengaku detail patung karyanya sangat jelas.

"Kenapa bisa lumayan detail, misal untuk bagian kaki, tangan, atau muka karena saya rasakan dengan cara meraba," terangnya.

Namun dirinya mengakui, untuk bagian detail wajah cukup sulit dilakukan.

"Memang untuk bagian muka saya belum bisa terlalu detail karena terkendala pengelihatan," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo dengan judul: Kisah Sartono, Seniman Tunanetra Pembuat Patung Asal Klaten: Tak Bisa Melihat Sejak Kelas 3 SD

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com