Sartono mengaku, dirinya sempat tak percaya diri untuk memasarkan patung karyanya itu.
Namun, setelah didukung keluarga dan rekan-rekannya memberanikan diri.
"Baru saya pasarkan selama 12 tahun ini karena dahulu tidak yakin karya saya bisa laku untuk dijual," ujarnya.
Saat ini, kata Sartono, harga satu patung dibanderol kisaran Rp 400 ribu.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar, Ini Langkah Gubernur Ridwan Kamil
"Dahulu sih harganya Rp 250 ribu tapi harga bahan-bahannya juga naik, jadi harganya juga ikut naik," tambahnya.
Sartono pun mengaku, setelah berani memasarkan, dirinya sempat mendapat tawaran dari orang Bali untuk membuat patung-patung dan dijual di Pulau Dewata.
"Saya diminta untuk membuat empat patung dalam waktu sebulan tapi tawaran itu saya tolak karena kondisi saya yang begini (tidak bisa melihat)," paparnya.
Untuk membuat satu patung berukuran besar, Sartono mengaku butuh waktu sekitar 20 sampai 30 hari.
Apabila cuaca mendung, proses pembuatannya akan lebih lama.
Lalu, untuk bahan patung, dirinya menggunakan kertas bekas karton atau kertas semen.
"Bahan-bahannya ada yang beli dan dapat dari rongsokan," jelasnya.
Mesipun penglihatannya tak sempurna, Sartono mengaku detail patung karyanya sangat jelas.
"Kenapa bisa lumayan detail, misal untuk bagian kaki, tangan, atau muka karena saya rasakan dengan cara meraba," terangnya.
Namun dirinya mengakui, untuk bagian detail wajah cukup sulit dilakukan.
"Memang untuk bagian muka saya belum bisa terlalu detail karena terkendala pengelihatan," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo dengan judul: Kisah Sartono, Seniman Tunanetra Pembuat Patung Asal Klaten: Tak Bisa Melihat Sejak Kelas 3 SD
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.