Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Jabar Terus Melonjak, BOR Lewati Standar WHO

Kompas.com - 12/06/2021, 20:39 WIB
Dendi Ramdhani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sesuai prediksi, kasus Covid-19 di Jawa Barat melonjak pascalibur Lebaran.

Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), kasus harian Covid-19 usai Lebaran rata-rata menembus angka 1.000 kasus.

Hal itu menyebabkan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur pasien Covid-19 saat ini mencapai 62,65 persen, atau melewati standar WHO yang hanya 60 persen.

Baca juga: Minta Kepala Daerah Jujur soal Kondisi Covid-19, Puan: Jangan Sudah Terlambat Baru Lapor Pemerintah Pusat

Ketua Harian Satgas Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, tren kenaikan kasus itu telah terprediksi, berkaca pada fenomena kenaikan kasus tiap libur panjang.

"Beberapa hari terakhir, di atas 1.000 kasus (Covid-19) untuk seluruh Jawa Barat dengan daerah sebaran yang utamanya masih tetap didominasi di Bandung Raya dan juga Jabodetabek kemudian ada beberapa lain di luar itu seperti di Karawang dan Cirebon," ujar Daud dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) dikutip dari akun Youtube Humas Jabar, Sabtu (12/6/2021).

Daud mengistilahkan tren kenaikan ini sebagai 'Kakaren Lebaran'.

Sebab, kata Daud, sebelumnya pemerintah sudah berupaya mengantisipasi hal itu lewat berbagai pembatasan ruang gerak masyarakat.

"Kalau istilah saya ini kakaren Lebaran. Dari sebelum Lebaran kita sudah wanti-wanti karena pengalaman tiap libur panjang selalu terjadi lonjakan. Dari libur Agustus, Nataru, sekarang terjadi lagi. Pemerintah sudah melarang mudik walaupun ada yang lolos. Jadi kita sudah meminimalisir, bayangkan kalau tidak ada larangan mudik mungkin kejadiannya lebih dari sekarang," tuturnya.

Baca juga: 5 CPMI Terjun dari Lantai 4 BLK di Malang, Ini Sejumlah Dugaan Pelanggaran yang Ditemukan BP2MI

 

Ilustrasi virus coronaSHUTTERSTOCK/ker_vii Ilustrasi virus corona
Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Marion Siagian mencatat, dari tanggal 28 Mei atau 15 hari setelah Lebaran, rata-rata kasus harian di Jabar menembus angka 1.000 kasus.

"Sebelumnya di bulan Maret dan April kita belum pernah mencapai 1.000 kasus tiap hari, ini kita diatas 1.000 penambahan tiap hari," kata Marion.

Ia menambahkan, BOR juga meningkat menjadi 62,65 persen. Situasi ini, kata Marion, sudah mulai dianggap sebagai siaga I.

"Tadi malam kita mencatat untuk keseluruhan Jawa Barat BOR kita 62,65 persen jika dibandingkan Minggu lalu penambahannya cukup tinggi sehari bisa 2-3 persen dan ini sudah melewati standar WHO 60 persen," ucapnya.

Baca juga: IDI Siap Bantu Penanganan Lonjakan Kasus Covid-19 di Jawa Tengah, Termasuk Kudus

Dari data Pikobar, ada sejumlah daerah dengan BOR yang cukup tinggi.

Seperti di Kabupaten Purwakarta, dari 441 tempat tidur yang tersedia sudah terisi 400 tempat tidur.

Kemudian di Kabupaten Bandung, dari 318 tempat tidur yang disediakan sudah terisi 285 tempat tidur.

Sementara di Kota Bandung, lanjut Marion, dari total kapasitas 947 tempat tidur untuk kategori hijau (gejala ringan) sudah terisi 767 tempat tidur, kategori kuning (gejala sedang) terisi 474 tempat tidur dari kapasitas 544 tempat tidur.

Untuk kategori merah (gejala berat) 65 tempat tidur sudah terisi dari kapasitas 79 tempat tidur.

"Dan di IGD rumah sakit masih banyak yang menunggu sedang screening apakah ini masuk gejala ringan, sedang, berat. Ini yang harus diantisipasi. Karena paling banyak sekarang kasusnya klaster keluarga. Ini akibat banyaknya kita berinteraksi selama libur Lebaran," tutur Marion.

Baca juga: Tukar Kartu ATM dan Kuras Rekening Rp 64 Juta, Begini Cara Pelaku Tahu PIN Korbannya

 

Direktur Utama Rumah Sakit Al Ihsan Kabupaten Bandung Basmala Gatot menyebut, kasus Covid-19 saat ini cenderung mengerikan.

Sebab, kata dia, di RS Al Ihsan dari total 151 tempat tidur yang disediakan bagi pasien Covid-19 sudah terisi penuh.

"BOR sudah 100 persen full, utilitasi terpakai semua. Tadi pagi kami cek ada 20 pasien di IGD sedang screening. Mengapa saya sebut mengerikan karena saya lihat ada yang datang dengan kondisi buruk, bahkan ada yang meninggal di IGD. Seperti itu gambarannya," papar Basmala.

Bahkan, lanjut Basmala, pihaknya sudah mengurangi jatah tempat tidur kategori hijau untuk difungsikan bagi pasien bergejala sedang dan berat.

"Kami memang sudah mengurangi ketersediaan tempat tidur kategori hijau karena bisa isoman atau di tempat yang disiapkan pemerintah. Rumah sakit hanya merawat yang gejala sedang dan berat saja," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com