KOMPAS.com - Debit air di salah satu kawah di Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, berkurang. Fenomena menyusutnya air di Atambupu, salah satu kawah di Danau Tiga warna itu terjadi sejak satu tahun terakhir.
Airnya mengalami penyusutan sekitar kedalaman lima meter.
Hal tersebut membuat Pemerintah Provinsi NTT meminta intervensi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Dengan harapan, ada riset ilmiah guna mencari tahu penyebab menyusutnya air Danau Kelimutu.
Baca juga: Air Danau Kelimutu Menyusut, Pemprov NTT Minta Intervensi Menteri LHK
Danau Tiga Warna berada di Gunung Kelimutu. Tepatnya di Kecamatan Kalimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sesuai namanya, gunung ini mempunyai tiga buah danau kawah dengan warna air yang berbeda-beda.
Danau berwarna biru bernama Tiwu Ata Bupu yang artinya danau orangtua. Danau berwarna merah bernama Tiwu Ata Polo atau danau sihir.
Sementara danau berwarna hijau bernama Tiwu Nuwa Muwi Kou Fai yang artinya danau muda-mudi.
Baca juga: Begini Cara Booking Online Kunjungan ke Taman Nasional Kelimutu
Ada legenda yang menceritakan Konde Ratu dan rakyatnya yang tinggal di puncak Gunung Kelimutu.
Dikutip dari Bobo.grid.id, konon di antara rakyat Konde Ratu ada dua orang yang memiliki ilmu sihir. Mereka adalah Ata Bupu dan Ata Polo.
Keduanya bersahabat dan tunduk pada Konde Ratu. Namun, mereka memiliki dua kebiasaan yang berbeda.
Ata Bupu adalah orang yang baik dan suka melindungi orang lain, sedangkan Ata Polo dianggap penyihir jahat yang suka makan manusia.
Baca juga: Kelimutu Kembali Dibuka, Pengunjung Wajib Booking Online
Suatu hari datanglah sepasang Ana Kalo (anak yatim piatu) yang menemui Ata Bupu untuk meminta perlindungan setelah orangtuanya meninggal.
Ata Bupu pun setuju melindungi mereka, tetapi dengan syarat mereka tak boleh meninggalkan ladang milik Ata Bupu agar tidak dimangsa Ata Polo.
Suatu hari Ata Polo mengetahui keberadaan Ana Kalo dan datang ke ladang milik sahabatnya. Ata Polo akan memangsa anak yatim itu, tetapi berhasil dicegah oleh Ata Bupu.