Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Suku Anak Dalam Sarolangun Mengeluh Kehilangan Ruang Hidup

Kompas.com - 11/06/2021, 14:09 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


JAMBI, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengajak Deputi II Kantor Staf Presiden mendengar keluh kesah orang rimba di Sarolangun, Jambi, pada Rabu (9/6/2021).

Pertemuan dengan Suku Anak Dalam Sarolangun di tengah kebun sawit itu juga dihadiri oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR-BPN).

Salah satu perwakilan orang rimba Tumenggung Kecinto menyampaikan keluh kesah Suku Anak Dalam pada umumnya.

Baca juga: 10 Larangan bagi Orang Luar Saat Masuk Wilayah Orang Rimba, Dilarang Memotret Perempuan hingga Buang Air di Sungai

“Desa Air Hitam ini dulunya hutan tempat penghidupan Suku Anak Dalam. Jadi di hutan itu ada pencarian kayu damar, rotan, sialang, banyak sekali. Itu sumber kehidupan kami,” kata Kecinto.

Namun, menurut Kecinto, belakangan ini mulai ada perusahaan yang masuk ke dalam hutan.

Selain itu, banyak transmigran yang masuk, sehingga orang rimba merasa kehilangan mata pencaharian.

“Jadi kami masyarakat Suku Anak Dalam mungkin sudah selama hampir 5 tahun menuntut perusahaan. Maksud kami, sedangkan orang pendatang dikasih hak, apalagi kami yang pribumi. Jadi kami minta jaminan hidup pada perusahaan, itu yang kami mohonkan pada pemerintah,” kata Kecinto.

Baca juga: Konflik Lahan, KSP Dukung Mediasi Suku Anak Dalam dengan Perusahaan Perkebunan

Menurut Kecinto, Suku Anak Dalam berharap tidak ada lagi konflik dengan perusahaan.

“Memang sangat kami harapkan, itulah yang jadi kehidupan kami Suku Anak Dalam,” kata dia.

Meriau, salah satu tumenggung kelompok yang hadir menyampaikan keluh kesahnya tentang ruang hidup mereka yang hilang.

"Kami di sini diusir oleh perusahaan. Kami mendirikan tenda di situ diusir. Padahal dulu ini hutan tempat nenek moyang kami," kata Meriau.

Baca juga: Risma: Nanti, di Kawasan Suku Anak Dalam Dibuka Sambungan Internet

Sandrayati Moniaga selaku Komisioner Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti laporan konflik yang masuk pada 2019.

Menurut Sandra, Presiden juga berjanji akan menyelesaikan masalah di sana.

Itu sebabnya Komnas HAM juga mengajak Deputi II KSP, yakni Abetnego Tarigan.

Selain itu, Komnas HAM juga mengajak Wakil Menteri ATR-BPN Surya Tjandra untuk menyelesaikan masalah ini.

"Kami mempertemukan para pihak seperti pemerintah daerah, Kementerian ATR-BPN yang mengurus terkait izin Hak Guna Usaha (HGU) dan KSP untuk mendengar secara langsung permasalahannya dari orang rimba di lokasi ini," kata Sandra.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com