"Apalagi, ada tindak pidana persetubuhan, sudah tentu sekolah yang pertama kali tahu. Sampai dengan saat ini, tidak pernah ada pengaduan sejak sekolah ini berdiri sampai dengan sekarang ke pihak sekolah. Baik dalam bentuk tertulis atau lisan dari para siswa," kata dia.
Kepala SMA Selamat Pagi Indonesia, Risna Amalia mengatakan, sekolah tersebut tidak berbayar dan diperuntukkan bagi anak dari keluarga tidak mampu dan yatim piatu.
Selolah itu berdiri sejak tahun 2007. Saat ini, ada sembilan siswa asal Kamboja yang bersekolah di tempat itu.
"Program pendidikan yang ada di Sekolah Selamat Pagi Indonesia terpantau mulai dari pelaksaan, program oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Sehingga apa yang kami lakukan itu selalu dibina dan dalam pengawasan Dinas Pendidikan," kata dia.
Baca juga: 29 Siswa dan Alumni SMA di Batu Mengadu Jadi Korban Kekerasan
Sebelumnya, sejumlah alumni sekolah tersebut melapor ke Polda Jawa Timur karena telah menjadi korban dugaan kekerasan.
Terlapor asalah JE yang merupakan pendiri sekolah tersebut.
Sudah ada 16 korban yang melapor ke Polda Jawa Timur atas kasus kekerasan itu. Dari 16 korban itu, sebanyak 14 korban sudah diperiksa dan divisum.
Hingga Rabu (9/6/2021), posko pengaduan melalui hotline oleh Pemerintah Kota Batu untuk kasus kekerasan seksual, fisik dan eksploitasi ekonomi di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) sudah menerima sebanyak 29 aduan dari orang yang berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.