Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bulan Berlayar di Lautan, 81 Pengungsi Rohingya dari Aceh Kini Tiba di Medan

Kompas.com - 10/06/2021, 15:44 WIB
Dewantoro,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sebanyak 81 orang pengungsi Rohingya asal kamp pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, yang tiba di Pulau Idaman, Aceh Timur kini menjalani isolasi mandiri di Hotel Panembahan, di Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang selama 14 hari.

Nantinya mereka akan dipindahkan ke community house yang disiapkan International Organization of Migration atau Organisasi International untuk Migrasi (IOM). 

Baca juga: UNHCR Melobi Pemerintah Lhokseumawe untuk Tampung Rohingya Aceh Timur

Di lokasi tersebut, Asisten I Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi menjelaskan 81 orang pengungsi tersebut tiba di Pulau Idaman, di Desa Kuala Simpang Ulim, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur pada Jumat (4/6/2021) pagi.

Pihaknya sudah melakukan swab antigen dan screening kesehatan serta memberikan vaksin pertama, dibantu oleh IOM. 

Baca juga: 81 Warga Rohingya Terdampar di Perairan Aceh Timur

"Kenapa dipindahkan, kami untuk lokasi pengungsian di Aceh Timur, tak ada. Setelah koordinasi dengan badan dunia United Nations High Commissioner for Refugess (UNHCR) Indonesia dan IOM, mereka menyiapkan tempat dan lokasi penampungan," katanya, Kamis (10/6/2021) siang. 

Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional Pemerintah Kota (Pemkot), Ody Prasetyo menjelaskan 81 pengungsi asal Rohingya itu diterima atas dasar kemanusiaan.

Dengan adanya penambahan 81 orang, maka saat ini total jumlah pengungsi sebanyak 1889 orang yang terbagi di 18 community house.

 

Sejauh ini penanganannya oleh Pemkot Medan dan berkolaborasi dengan UNHCR dan Rudenim berjalan dengan baik. 

"Jadi mereka memang sesuai dengan dari arahan Wali Kota Medan dan protokol kesehatan (prokes) mereka akan diisolasi mandiri dulu di Panembahan, ini 14 hari nantinya akan dipindahkan ketempat community house yang disiapkan IOM," katanya. 

Dijelaskannya, Medan menjadi salah satu daerah yang ditunjuk untuk penampungan pengungsi.

Dalam Perpres 126, lanjut dia, leading sectornya pemerintah daerah dan Medan adalah salah satunya untuk di wilayah barat bersama dengan IOM.

Berapa lama mereka akan di Medan, Ody menyebut tidak ada targetnya, tergantung kepada penerimaan di negara ketiga.

Begitupun, kepada anak-anak pengungsi, juga tetap diberikan haknya terkait pendidikann. 

 

Diberi vaksin kedua

Dijelaskannya, 81 orang pengungsi itu nantinya akan diberikan vaksin kedua. Mengingat saat di Aceh Timur, mereka sudah mendapatkan vaksin pertamanya.

"Kami ingatkan tadi, petugas yang membawa ini kan IOM. Ini bukan hanya pemindahannya, tapi vaksin keduanya. Itu harus diutamakan karena itu bisa jadi sia-sia," katanya. 

Programme Coordinator IOM, Sonya S. Wallenta kepada wartawan menjelaskan, pemindahan dari Aceh Timur ke Medan merupakan hasil rekomendasi antara Satgas Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) Pusat dengan Pemkot Medan dan Pemkab Aceh Timur.

"Direkomendasikan, pengungsi itu untuk segera dipindahkan ke Medan, di bawah akomodasi yang dikelola IOM," katanya. 

Selanjutnya, kepada 81 orang pengungsi itu dilaksanakan tes kesehatan untuk meyakinkan apakah mereka bisa berangkat dalam keadaan sehat dan sebagai syarat yang diberlakukan di Medan, yakni dengan tes antigen.

"Seperti dilihat di sini, ini adalah daerah isolasi mandiri selama 2 minggu. Maka kita sewakan di sini (Deli Serdang), sebelum dimasukkan ke dalam akomodiasi yang dikelola IOM," katanya. 

Nantinya, mereka akan diregistrasi untuk dimasukkan ke dalam daftar pengungsi yang diidentifikasi oleh UNHCR sebagai pengungsi luar negeri berbangsa Myanmar dan etnis Rohingya.

Di tempat akomodasi IOM, mereka akan menerima seperti halnya pengungsi lainnya.

"Pendidikan non fromal (seperti) untuk anak-anak dan orang dewasa, berupa pelatihan keterampilan. Setiap bulan dapat bantuan biaya hidup di sini. Proses selanjutnya, itu tanggung jawab UNHCR," katanya. 

Sonya menjelaskan, setiap bulan atau dua bulan, pihaknya melakukan pengembalian pengungsi ke tempat asal atau negara ketiga yang sudah bersedia menampung.

Proses tersebut menurutnya terus berlangsung hingga administrasinya selesai.

"Angka pastinya tak bisa ingat. Tahun ini aja lebih dari 200 orang ada yang dipulangkan, karena ingin pulang, dan ke negara ketiga," katanya. 

 

Salah seorang pengungsi, Muhammad Ilyas kepada wartawan menjelaskan, saat berangkat dari Bangladesh jumlah pengungsi sebanyak 90 orang.

Dari jumlah itu, delapan di antaranya meninggal dunia dan satu orang terjun ke laut dalam perjalanan.

Mereka berangkat pada bulan Februari dan tiba di Indonesia (Pulau Idaman) pada Jumat (4/6/2021). 

Dia berbicara dengan bahasa Melayu yang terbata-bata.

"Kita semua orang 90, nanti 9 orang udah mati. Sudah 1 bulan itu hari India kasih kapal besar. Dia mau nampak dari Bangladesh. (tujuan kemana) Australia boleh, Amerika boleh, Malaysia boleh," katanya.

Dalam perjalanan, mesin kapal sempat mati dan rusak. Kemudian diberi (tumpangan) kapal besar oleh India untuk melakukan perjalanan.

Sayangnya, mereka tidak bisa masuk ke Malaysia yang sedang lockdown. Hingga akhirnya mereka diturunkan di Indonesia yakni di Pulau Idaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com