Dulu sebelum 1994, kata Agus, masyarakat belum tahu apa itu tsunami dan tanda-tandanya.
"Dulu tak tahu, sekarang sekali ada gempa meski tak kuat, sudah lari. Jika sirine bunyi langsung lari," katanya.
Latihan mitigasi semcaam ini selalu dilakukan 2 hingga 3 kali dalam setahun. Hal ini untuk mempertajam insting warga jika ada tanda-tanda tsunami.
Ia menjelaskan, Destana merupakan desa tangguh bencana yang dibentuk BPBD. Destana beranggotakan 35 orang yang bertugas memberikan sosialiasi bencana.
"Ruhnya kami di sosialisasi, minimal 2-3 kali dalam setahun mitigasi bencana," katanya.
Baca juga: Antisipasi Tsunami 29 Meter di Wonogiri, BPBD Siapkan Jalur Evakuasi dan Pengungsian
Untuk diketahui, sebanyak 60 warga Desa Sarongan menjadi korban tsunami pada 1994 lalu. Dari jumlah itu, 43 orang dinyatakan hilang.
Kasi Pencegahan Bencana BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif mengatakan ada 6 desa di pesisir pantai selatan Banyuwangi yang membentuk Destana.
Di antaranya Desa Sumberagung, Desa Pesanggaran, Sarongan, Grajagan, Muncar, dan Kedungringin.
"Di desa-desa tersebut sudah dilengkapi rambu dan jalur evakuasi ketika sewaktu-waktu bencana datang," katanya di Kantor BPBD Banyuwangi, pekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.