Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larang Tradisi Toron bagi Warga Madura Saat Idul Adha, Polisi: Tidak Bermaksud Menghentikan, tapi...

Kompas.com - 10/06/2021, 12:20 WIB
Muchlis,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko meminta kesadaran warga Madura, khususnya Bangkalan agar menahan diri untuk tidak melakukan tradisi toron.

Tradisi toron adalah tradisi mudik ke kampung halaman di kalangan masyarakat Madura pada saat momen Idul Adha.

Larangan melakukan tradisi Toron dilakukan oleh pihak kepolisian, melihat kasus Covid-19 di Bangkalan saat ini sedang meningkat. Bahkan, terdapat salah satu kecamatan masuk zona merah.

Berdasarkan aturan dari Kemendagri jika terdapat daerah zonasi merah, kegiatan yang bersifat kerumunan harus ditiadakan.

"Kita disini juga sudah memberikan imbauan kepada masyarakat dan juga forum pimpinan daerah (Forpimda) Madura agar kegiatan itu ditiadakan dulu," ucap Gatot saat dihubungi via telepon selulernya, Kamis (10/6/2021).

Baca juga: Kebanyakan Warga Bangkalan Takut Tes Usap dan Takut Diisolasi

Gatot mengatakan, dengan tidak melakukan tradisi toron, maka masyarakat telah mendukung Forpimda Jatim yang turun tangan menangani penyebaran Covid-19 di Bangkalan.

"Ini kan Forpimda Provinsi dengan jajaran satgas sedang berupaya semuanya turun tangan membantu saudara-saudara kita yang terpapar Covid di daerah Madura itu. Supaya tidak jadi penyebaran yang semakin meluas," kata dia.

Tidak ingin timbul klaster baru saat idul Adha

Ilustrasi virus coronaSHUTTERSTOCK/ker_vii Ilustrasi virus corona

Gatot berharap, kejadian klaster lebaran saat Idul Fitri kemarin tidak terulang di momentum hari raya kurban mendatang.

Sehingga dibutuhkan upaya dari seluruh masyarakat Madura yang berada di tempat rantau.

"Dengan adanya menunda itu (tradisi toron) diharapkan bisa menurunkan angka Covid-19 dan mencegah timbulnya klaster baru. Makanya kami meminta pak bupati dan jajaran Madura itu, agar menyampaikan, untuk sementara tidak melaksanakan dulu tradisi toron tersebut," pinta Gatot.

Baca juga: Anggota Satpol PP Kota Surabaya Dilarang Berkunjung ke Madura, Ini Sanksinya Jika Tetap Nekat

 

Ilustrasi Covid-19KOMPAS.COM/(Shutterstock/Petovarga) Ilustrasi Covid-19
Libatkan organisasi paguyuban Madura

Pendekatan yang dilakukan oleh Gatot tidak hanya kepada pimpinan daerah, tapi melibatkan organisasi paguyuban orang Madura yaitu Ikatan Keluarga Madura (IKAMA)

Wadah IKAMA dinilai efektif oleh Gatot untuk membantu memberikan pencerahan kepada anggotanya.

"Kami juga ikut berkomunikasi juga melalui keluarga besar IKAMA agar memberikan penjelasan dan imbauan terkait kegiatan-kegiatan yang tengah Forpimda lakukan dan pencerahan yang baik, lagi pula ini untuk kebaikan kita dan masyarakat juga, agar patuh dan tetap dilakukan 3T dan 5M itu," beber dia.

Gatot memohon pengertian kepada masyarakat Madura agar tidak menganggap larangan yang dikeluarkan adalah untuk menghentikan tradisi toron milik warga Madura.

"Ini tidak bermaksud merusak atau menghentikan tradisi baik ini, tetapi situasinya sedang tidak memungkinkan," ucap dia.

Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 di Bangkalan Tertinggi Se-Jatim

"Kami minta bantuan dari tokoh agama dan masyarakat juga untuk memberikan pencerahan agar tetap mengikuti prokes khususnya," pungkas dia.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ikut mengimbau kepada masyarakat Bangkalan agar menunda tradisi toron saat idul adha.

"Biasanya idul Adha ada tradisi toron. Hari ini mohon untuk bisa  kembali menunda keinginan tradisi toron itu, suasana ini tidak cukup untuk silaturahim dilakukan dengan kerumunan, yang kita harapkan semuanya dalam keadaan sehat, dan Covid-19 ini bisa dikendalikan dengan baik," pesan dia saat mendampingi menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat turun ke Bangkalan, Selas (8/6/2021) lalu.

Seperti diketahui, kasus positif Covid-19 di Bangkalan terus merangkak naik pasca-liburan panjang Lebaran. Kini kasus Covid-19 di Bangkalan menempati posisi pertama di Jawa Timur.

Klaster keluarga saat lebaran dan transmisi lokal imbas kedatangan ratusan pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) disinyalir menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus positif di Bangkalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Regional
Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Regional
Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com