MAGETAN, KOMPAS.com – Sebuah video memperlihatkan pengunjung berkelahi dengan pemilik rumah makan di Telaga Sarangan, Magetan, sempat viral di media sosial.
Perkelahian itu bermula ketika pengunjung memesan makanan di rumah makan tersebut pada Selasa (1/6/2021).
Sembari menunggu pesanan tiba, anak pengunjung itu meminta sate. Pengunjung itu membeli sate dari pedagang keliling.
Sate itu dibawa ke dalam restoran untuk disantap anaknya. Pemilik rumah makan yang melihat hal itu tak terima dan menegur penjual sate keliling.
Pengunjung rumah makan pun membela penjual sate. Pengunjung itu menilai pedagang sate tak salah.
Baca juga: Telaga Sarangan Magetan, Legenda Suami Istri Berubah Jadi Naga di Lereng Gunung Lawu
Buntutnya terjadi kesalahpahaman antara pemilik rumah makan dan pengunjung. Perkelahian pun terjadi hingga menyebabkan kedua pihak terluka.
Kasus ini berujung ke laporan polisi. Pemilik rumah makan dan pembeli merasa jadi korban dan melapor ke Polsek Plaosan, Magetan.
Kapolsek Plaosan AKP Munir mengaku masih mendalami laporan kedua pihak tersebut.
“Masih kita dalami, kita sudah meminta ketrangan sembilan saksi. Ada yang terluka dari kedua belah pihak,” ujarnya Rabu (09/06/2021).
Namun, siapa sangka terdapat fakta unik dari pedagang sate keliling di Telaga Sarangan. Pedagang sate keliling di Telaga Sarangan ternyata sudah ada sejak 1930.
Dari sebuah foto yang dipajang di Gedung Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Magetan, terlihat dua pedagang yang salah satunya menggunakan pikulan untuk berdagang sate.