Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Lusuhnya Mukena Mbah Rakinem karena Dua Kali Gagal Berangkat Haji

Kompas.com - 10/06/2021, 06:00 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dony Aprian

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Dariyo, kakek sepuh berusia 72 tahun itu lebih banyak tersenyum saat berbincang menyoal kandasnya rencana keberangkatan haji bersama sang istri, Rakinem (62) tahun ini.

Warga Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ini mengaku legawa meski di tahun sebelumnya juga tercatat gagal beribadah ke Tanah Suci.

Tak tersirat sedikit pun sinyal ekspresi penyesalan dari guratan wajah kedua petani kecil ini saat ditemui Kompas.com di rumahnya yang berkonstruksi kayu, Rabu (9/6/2021) siang.

Baca juga: 10 Tahun Menanti, Pria Asal Kota Tegal Gagal Berangkat ke Tanah Suci

Mereka sudah ikhlas kendati telah banting tulang menyisihkan uang untuk menabung biaya haji sejak 2011 lalu.

Awalnya memang muncul kekecewaan saat kali pertama mengetahui informasi itu di televisi.

Respons seperti itu dianggapnya wajar, apalagi kondisi perekonomian yang serba pas-pasan. Faktor lainnya, usia juga semakin bertambah.

Namun, perlahan mereka pun mulai menyadari jika faktanya pandemi virus corona tak hanya berdampak baginya, namun juga dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia.

"Kami ikhlas dua kali gagal berangkat haji. Nyatanya dunia sedang sakit. Wallahualam Bissawab," tutur Dariyo.

Dariyo dan istrinya menabung haji melalui agen haji terpercaya di kampung halamannya mulai 2011.

Baca juga: Cerita Beta 2 Kali Gagal Berangkat Haji, Sudah 10 Tahun Menanti hingga Telanjur Beli Suvenir

Terakhir kali di akhir 2019, mereka harus menutup kekurangan sebanyak Rp 22 juta supaya bisa berangkat haji pada 2020.

"Sebenarnya bayarnya per orang Rp 550.000 setiap bulan hingga 5 tahun. Namun, kami menabung dengan uang semampunya dan itu diterima. Terakhir kami jual sawah untuk bayar Rp 22 juta agar bisa berhaji pada 2020," jelas Dariyo.

Sementara itu, tanggapan serupa juga diutarakan oleh Rakinem, istri Dariyo.

Ibu enam anak ini lebih memilih pasrah, meski penantian panjang selama sepuluh tahun ini harus pupus dua kali.

Nenek sepuh ini bahkan begitu polosnya menunjukkan mukena baru yang dipersiapkannya pada tahun lalu untuk berhaji telah lusuh akibat telah terpakai.

"Mukena ini untuk berhaji setahun lalu, namun tak lagi baru karena sudah sering aku pakai. Kenyataannya ini sedang pagebluk. Kami ikhlas yang penting dikasih kesehatan dan kewarasan. Harapannya Corona hilang dan kehidupan membaik," sambung Rakinem.

Kepala Desa Penadaran, Sholehatu Ridlo mengatakan, dari total ribuan jiwa warga di desanya hanya dua orang yakni Dariyo dan Rakinem yang berkesempatan berangkat haji terhitung mulai 2020 hingga 2021.

"Mbah Dariyo dan Mbah Rakinem sudah tua, kasihan dua kali gagal berangkat haji. Padahal segalanya sudah dipersiapkan lama. Semoga wabah Corona berakhir dan kran haji kembali normal," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memastikan bahwa pemerintah tidak memberangkatkan jamaah haji Indonesia 1442 H/2021 M.

Menurutnya, di tengah pandemi corona virus disease-19 (Covid-19) yang melanda dunia, kesehatan dan keselamatan jiwa jamaah lebih utama dan harus diutamakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com