Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Masa Pandemi, Ekspor Jus Pepaya Sumut ke Vietnam Malah Meningkat

Kompas.com - 09/06/2021, 18:36 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Vietnam menjadi negara di Asia Tenggara yang rutin mengimpor jus pepaya asal Sumatera Utara (sumut).

Terhitung sejak Meskipun pandemi Covid-19 masih merebak, tercatat dari periode Januari hingga Juni, nilai ekspor jus pepaya mencapai Rp 650 juta, meningkat 42,7 persen dari tahun sebelumnya.

Kali ini, sebanyak 13.604 kg atau 716 kaleng jus pepaya senilai Rpo 280,4 juta kembali diekspor ke negara tersebut. 

Baca juga: Lagi, 2 Kapal Asing Vietnam Curi Ikan dengan Jaring Trawl di Perairan Natuna

Dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (9/6/2021) siang, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan kembali memfasilitasi ekspor tersebut.

Kepala Karantina Belawan, Andi Yusmanto jus pepaya yang diekspor tersebut telah dipastikan sehat dan dilakukan berbagai tindakan karantina. 

Sembari menyerahkan surat kesehatan tumbuhan atau phytosanitary certificate (PC) kepada eksportir  PT AS, Andi menjelaskan bahwa jus pepaya tersebut rutin diekspor ke Vietnam karena permintaan negara tersebut akan komoditas sub sektor hortikultura ini tidak pernah surut, malahan meningkat dari nilai ekonomis.

Baca juga: Potensi Ekspor Edamame Jember Besar, Petani Bakal Digandeng untuk Budi Daya

Ekspor jus pepaya Sumut terus meningkat

Berdasarkan data Karantina Pertanian Belawan tercatat fasilitasi ekspor jus papaya selama  bulan Januari hingga Juni tahun 2021 mencapai nilai ekonomis Rp 650,5 juta.

Hal ini meningkat sebanyak 42,7 persen  dibanding periode sama tahun 2020 yang hanya berhasil dengan perolehan nilai ekonomis Rp 455,7 juta.

Buah lokal yang berkualitas seperti pepaya, dan memiliki pasar ekspor harus didorong supaya mampu bersaing di pasar ekspor.  Untuk itu perlu berbasis pengolahan untuk meningkatkan nilai ekonomisnya.

"Dengan adanya  pabrik pengolahan buah pepaya akan menambah semangat baru bagi petani pepaya sebab hasil panennya dapat tertampung," ujarnya.

Baca juga: Alasan Khofifah Larang Ekspor Bibit Porang: Tren Menanamnya Tinggi, Petani Butuh Bibit Itu

 

 

Kementan dorong hilirisasi produk pertanian

Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang mengapresiasi petani papaya di Sumut  yang turut serta mendukung Gerakan Tiga Kali (Gratieks) merupakan gagasan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sehingga  ekspor komoditas pertanian meningkat.

"Kami akan terus memacu ekspor pertanian agar dapat memberikan nilai lebih bagi petani pepaya dalam bentuk olahan," katanya. 

Kementan, lanjut dia, menaruh perhatian khusus untuk hilirisasi industri produk pertanian.

Selain deregulasi aturan untuk mendorong  iklim investasj yang dilakukan pemerintah, penyaluran pembiayaan usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga terus digencarkan.

Dengan memanfaatkan fasilitas ini, produk lokal Sumut seperti pepaya yang sudah memiliki pasar ekspor akan memberi nilai tambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Regional
Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Regional
Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Regional
Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Regional
Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Regional
Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Regional
Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Regional
Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Regional
Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Regional
Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Regional
Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com