Ancam berjualan kopi massal di Balai Kota Surabaya
Jika tak ada jawaban dari pihak Pemkot Surabaya soal aturan jam malam, mereka berencana berjualan kopi secara massal di Balai Kota Surabaya.
Aksi itu dilakukan untuk menuntut apa yang pernah dijanjikan Eri Cahyadi agar aturan jam malam untuk warkop di Surabaya tidak diberlakukan.
"Jika pernyataan sikap ini tidak diakomodir oleh Pemkot Surabaya, kami Paguyuban Warkop Surabaya akan melakukan gerakan aksi massal berjualan di Balai Kota Surabaya," tegas Conk Husin.
Baca juga: Cerita Bharatu HSR, Oknum Polisi yang Dipecat dari Kesatuan Usai Jadi Spesialis Pencurian Ponsel
Husin mengaku, dengan pembatasan jam operasional ini, ada banyak mitra warkop yang ikut terdampak.
Namun, hal itu tidak menjadi pertimbangan Pemkot Surabaya.
"Ekonomi jangan dimatikan. Yang belum dilihat mungkin dari sisi kami. Kami ini bukan hanya warkop saja. Di dalam warkop itu juga ada mitra, artinya mereka yang setor gorengan, krupuk, dan camilan lainnya. Satu warkop ada 10-15 mitra. Sedangkan di Surabaya ada ribuan warkop. Itu bisa terdampak," kata Husin.
Ia berharap, Pemkot Surabaya memahami kondisi pedagang kecil di Surabaya.
Baca juga: Hari Jadi Ke-728 Kota Surabaya, Eri Cahyadi Ingin Warga Punya Pendapatan Rp 7 Juta
"Kalau terus seperti ini, sangat berdampak. Sangat sulit, kita ini pedagang kecil masak tambah dipersulit lagi. Kita ini seperti dicekik," ujar Husin.
Padahal daerah-daerah lain yang menjadi penyangga Kota Surabaya, seperti Gresik dan Sidoarjo misalnya, sudah memperbolehkan warkop buka 24 jam, tapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Kota penyangga Surabaya, seperti Sidoarjo, Gresik, bahkan sampai Mojokerto itu warkop sudah buka 24 jam. kenapa kami harus dimatikan. Padahal warkop ramainya jam 9 malam jam 10 malam," ujar dia.
Selama ini, Paguyuban Warkop di Surabaya telah membantu pemerintah untuk bahu-membahu menekan penyebaran Covid-19.
Karena itu, ia ingin Pemkot Surabaya juga memperhatikan nasib para pedagang warkop.
"Kita juga membantu pemerintah untuk mengatasi Covid-19 bersama, tapi jangan matikan sektor ekonomi. Jam malam ini apa faedah dan urgensinya. Karena corona tidak muncul hanya di malam hari," kata Husin.
"Kami juga sudah menerapkan prokes ketat dengan maksimal kapasitas 50 persen. Bagi kami sangat diskriminatif kalau siang boleh cari nafkah, malam tidak boleh," tutur Husin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.