MALANG, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan pengendara truk enggan memberikan jalan kepada rombongan kendaraan pengangkut alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI, viral di media sosial.
Video itu semula diposting di akun Tiktok @rudisugara07 dan mendapatkan banyak respons dari warganet.
Akun instagram @infokomando juga membagikan video berisi sopir yang meminta maaf atas insiden video viral itu.
Baca juga: Viral, Video Pria Asal Madura Tantang Duel Petugas, Menolak Dites Swab di Pos Penyekatan Suramadu
Video tersebut memperlihatkan, kondisi jalan di Ranuyoso, Kawasan Klakah, Kabupaten Lumajang sedang padat kendaraan.
Kemudian, dari arah Lumajang datang iring-iringan kendaraan TNI, di antaranya adalah kendaraan pengangkut alutsista.
Mobil pengawal berusaha membuka jalan diikuti kendaraan TNI di belakangnya.
Semua kendaraan dari arah berlawanan menyamping untuk membuka jalan bagi rombongan kendaraan TNI tersebut.
Namun, pengendara truk yang viral itu menolak dengan alasan membawa muatan berat.
Baca juga: Pria yang Menolak Tes Swab dan Tantang Duel Petugas di Pos Penyekatan Suramadu Minta Maaf
Kemudian, sopir di dalam truk itu mengeluarkan kalimat bernada negatif. Yakni kalimat bernada menantang terhadap rombongan kendaraan alutsista.
"Aku enggak bakal minggir, panggah tak du," salah satu kalimat sopir yang dilontarkan dari dalam kemudi sembari memvideokan kendaraan TNI yang melintas di depannya.
Kalimat itu bermakna bahwa sopir truk tidak bakal minggir dan membiarkan truknya diadu dengan kendaraan pengangkut alutsista TNI yang sedang melewati kemacetan.
Baca juga: Warga Bangkalan Positif Covid-19 Kabur Saat Terjaring Penyekatan di Jembatan Suramadu
Kasat Lantas Polres Lumajang, AKP Bayu Halim Nugroho mengatakan, kejadian di dalam video itu terjadi pada Sabtu (5/6/2021) sore.
Ketika itu, situasi lalu lintas di Kawasan Klakah memang sedang padat.
Saat itu, anggota TNI yang baru selesai menjalani latihan gabungan hendak kembali ke satuannya masing-masing.
Para anggota TNI itu menggelar latihan gabungan di Jalur Lingkar Selatan (JLS) Lumajang.
"Kebetulan selesai kegiatan dari latihan gabungan. Kemudian pada saat itu mau kembali ke satuan masing-masing. Saat itu kami pengamanan juga, pengawalan juga, cuma kebetulan saat itu kondisi macet di Kalakah," kata Bayu melaui sambungan telpon, Selasa (8/6/2021).
Sedangkan, truk yang viral itu berukuran besar dan bermuatan berat.
"Kemudian yang muatan truk juga padat, bawa muatan dia, kendaraan juga besar jadi tidak bisa menepi dia," katanya.
Baca juga: Sempat Berjalan Sepekan, Sekolah Tatap Muka di Bangkalan Dihentikan akibat Lonjakan Kasus Covid-19
Persoalan terjadi lantaran sopir di dalam truk tersebut membuat video dengan narasi yang menantang.
Video itu diposting di Tiktok hingga viral.
"Intinya kalau misalnya dia tidak viral, tidak ada membuat statemen apapun tidak masalah sebenarnya. Cuma karena dia mengeluarkan narasi yang seolah membuat bikin kontraproduktif, jadi ada yang menimbulkan polemik," jelasnya.
Baca juga: Viral, Video Pria Asal Madura Tantang Duel Petugas, Menolak Dites Swab di Pos Penyekatan Suramadu
Menurutnya, sesuai dengan Undang-Undang LLAJ nomor 22 tahun 2009, kendaraan TNI menjadi salah satu kendaraan yang mendapat prioritas di jalan.
"Karena mereka membawa kendaraan muatan khusus. Kemudian rangkaiannya panjang. Jadi masyarakat harus paham hal itu, terutama pengguna jalan," katanya.
Meski begitu, sopir truk yang viral itu tidak sedang dalam posisi bersalah karena kondisi jalan yang sempit sehingga tidak bisa meminggirkan kendaraannya.
"Dari segi hukum, pelanggaran lalu lintas tidak ada. Cuma karena mengeluarkan narasi dan viral gitu aja. Kalau keluar narasi-narasi kayak gitu gimana sih. Padahal ini kan lembaga, habis latihan juga," katanya.
Karena itu, Bayu meminta masyarakat untuk bijak dalam bermedia sosial.
"Bijak lah dalam bermedsos. Kalau kira-kira tidak penting itu tidak perlu diumbar-umbar. Jadi kalau sifatnya imformasi, boleh. Misal, di jalan ini sedang macet, itu boleh silakan. Tapi jangan narasi-narasi yang kurang pas," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.