KOMPAS.com - Sejak awal Juni 2021, penyebaran Covid-19 di Bangkalan, Pulau Madura, meningkat drastis.
Dalam sepekan, ada 61 kasus baru dan 6 pasien Covid-19 dinyatakan meninggal dunia. Bahkan pada Minggu (6/6/2021) ada 25 kasus baru Covid-19 di Bangkalan.
Ada pasien Covid-19 di Bangkalan yang tak bertahan saat dibawa ke RS dan kurang dari 24 jam pasien meninggal dunia usai perawatan.
Baca juga: Sempat Berjalan Sepekan, Sekolah Tatap Muka di Bangkalan Dihentikan akibat Lonjakan Kasus Covid-19
Menurut Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Irwandy, SKM, MScPH, MKes mengatakan, penyebab tingginya kematian pasien Covid-19 di rumah sakit, khususnya pasien gawat darurat, dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Faktor pertama karena pasien terlambat mengambil keputusan untuk pergi ke RS; serta faktor kedua yaitu dari rumah sakit, seperti waktu tanggapan pelayanan, ketersediaan tempat tidur, kemampuan SDM, dan ketersediaan prosedur operasi standar.
Baca juga: Kasus Covid-19 Bangkalan Naik, Bupati: Diduga Karena PMI Abaikan Prokes dan Tradisi Lebaran Ketupat
Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengatakan, kini pihaknya masih berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Polres Bangkalan.
Penyemprotan disinfektan di empat kecamatan zona rawan juga segera dilakukan.
Baca juga: Antisipasi Covid-19 Masuk dari Lamongan dan Bangkalan, Perbatasan Gresik Kembali Disekat
Tak hanya itu, penanganan di perbatasan Surabaya Madura pihaknya terus melakukan tes swab antigen yang dilakukan oleh Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Warga Bangkalan dan Surabaya yang akan bepergian diimbau membawa surat bebas Covid-19 karena pos penyekatan diperketat.
"Upaya penyekatan, serta mendirikan pos penyekatan di dua sisi, pintu masuk Madura maupun Surabaya, dengan melakukan swab antigen on the spot," lanjut Nico, dikutip dari Surya.co.id.
Baca juga: 3 Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangkalan Madura, Apa Saja?
Ia menyebutkan, warga dari Bangkalan atau Madura yang hendak menyeberang ke Surabaya akan melewati serangkaian pemeriksaan dan screening.
Selain itu, warga yang akan melakukan perjalanan ke Surabaya juga harus menjalani tes antigen seperti halnya yang dilakukan di Kota Surabaya.
"Nanti di pos itu dilakukan penyekatan, warga yang akan ke Surabaya kita screening dan dilakukan rapid tes antigen di tempat," kata Mohni kepada Kompas.com, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Ini Upaya Pemkab Mengendalikan Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangkalan
Selama penutupan pada 5-8 Juni 2021, petugas melakukan sterilisasi ruangan.
Selama tiga hari penutupan, tim Satgas Covid-19 juga akan melakukan tracing dan tracking kepada tenaga medis di rumah sakit tersebut.
Namun, pada Senin (7/6/2021), IGD kembali dibuka setelah Satgas Covid-19 melakukan rapat koordinasi dengan bupati dan Satgas Covid-19 Jawa Timur.
Baca juga: Kendalikan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Ini 4 Langkah TNI Polri
Setelah mendengarkan masukan dari pejabat Pemprov Jatim dan arahan Bupati Bangkalan, IGD harus tetap dibuka dan tetap melakukan pelayanan.
"Sekarang sudah dibuka kembali, karena ini pelayanan harus tetap jalan, terutama pelayanan bagi pasien non-Covid-19. Namun, pasien Covid-19 pun harus dilayani pula, sebab di RSUD masih tersisa 17 bed untuk pasien covid-19 dari 90 bed," jelas ubir Satgas Covid-19 Bangkalan, Agus Sugianto Zein, Minggu (6/6/2021).
Baca juga: Sepekan Kasus Covid-19 Bangkalan Naik Signifikan, Ini Data Kasusnya
Tradisi ini selalu dilakukan masyarakat Bangkalan, bahkan saat pandemi Covid-19 belum usai.
"Ini diduga karena budaya Lebaran Ketupat yang kemudian dipengaruhi juga oleh banyaknya PMI (pekerja migran Indonesia)," kata Agus, Minggu.
Menurut dia, mayoritas pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang ke Jawa Timur berasal dari Bangkalan.
Baca juga: Warga Bangkalan Positif Covid-19 Kabur Saat Terjaring Penyekatan di Jembatan Suramadu
"Jadi, indikator ini yang diduga jadi penyebab. Jadi, ada klaster keluarga dan transmisi lokal yang penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Bangkalan," ujar Agus.
Ia juga meyebut masih banyak masyarakat yang menganggap kebal dengan virus corona hingga abai dengan protokol kesehatan, serta mengabaikan kondisi kesehatan mereka sendiri.
"Ini kan menyangkut perilaku, tentang nilai-nilai kesehatan. Artinya, ketika sakit parah, masyarakat baru datang ke rumah sakit," kata Agus.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Bangkalan Meningkat, Diduga karena Ini
Imbas dari melonjaknya kasus Covid-19 di Bangkalan, dua fasilitas pelayanan kesehatan di Bangkalan, yakni Puskesmas Arosbaya dan Puskesmas Tongguh, ditutup.
Hal itu dikarenakan terdapat 29 tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas tersebut terjangkit Covid-19. Selain itu juga ada beberapa tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 meninggal dunia.
"Di sisi lain karena banyak nakes yang meninggal juga," kata Agus.
Baca juga: Warga Hindari Tes Swab hingga Kelabui Nakes, 7 Desa di Bangkalan Diberlakukan Micro-lockdown
Tempat ini yang digunakan bagi mereka yang terdeteksi positif dalam swab antigen.
"Pemprov Jatim bergerak cepat dengan mendirikan ruang transit karantina sementara di gedung BPWS kaki Suramadu Bangkalan."
Baca juga: Pos Penyekatan Suramadu Sisi Madura Diaktifkan dan Dijaga Ketat, Warga Bangkalan Wajib Tes Antigen
"Fasilitas ini diperuntukkan bagi mereka yang terkonfirmasi swab antigen positif. Selanjutnya, akan dilakukan tes swab PCR di mana jika dinyatakan positif akan langsung dirujuk ke RS Darurat Lapangan dan enam rujukan lainnya di Surabaya," kata Khofifah, Senin (7/6/2021).
Pemprov juga tengah mempersiapkan penambahan bed perawatan pasien covid-19 guna relaksasi rumah sakit di Bangkalan, yang kini memang angka huniannya sudah cukup tinggi.
"Kebutuhan akan HFNC, ventilator, serta beberapa jenis obat juga langsung dikomunikasikan dengan Kementerian Kesehatan dan kita akan minta agar langsung dikirim ke Bangkalan," tegasnya
Baca juga: Wakil Bupati Bangkalan: Kita Sepakat, Kami Mengerem Warga ke Surabaya, Walkot Eri Juga...
"Mobil PCR test dari Pemprov Jatim sudah dikirimkan ke Kabupaten Bangkalan untuk memasifkan testing di titik-titik yang memang menjadi episentrum lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan. Mohon kerja sama seluruh masyarakat. Semoga semua berjalan lancar," pungkas Khofifah.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman, Muchlis | Editor : Pythag Kurniati, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.