Lebih dari itu, Sudiana mengatakan, ritual melukat juga sebagai bentuk persiapan diri sebagai umat manusia untuk memulai kehidupan baru dan tentu lebih baik di masa selanjutnya.
Melukat harus dipimpin oleh sulinggih atau pendeta Hindu.
Sesajian seperti canang sari akan disiapkan dengan diberikan mantra-mantra oleh sulinggih.
Selain itu, air kelapa gading juga dipersiapkan karena dianggap diyakini sebagai air suci.
"Jadi orang yang akan melukat itu akan dimantrai terlebih dahulu oleh pemangku. Baru setalah itu dilakukan upacara berupa disiram dengan air kelapa gading. Pada saat disiram itu lah dibersihkan dia," kata dia.
Baca juga: Jerinx Akan Bebas Murni 8 Juni 2021, Simpatisan Dilarang Masuk Lapas
Usai disiram dengan kepala air kelapa gading, ritual dilanjutkan dengan membasuh di mata air yang diyakini membawa berkah.
Proses kemudian, disebut oleh Sudiana, sebagai proses membersihkan diri baik lahir maupun batin.
"Jadi intinya tradisi melukat ini merupakan tradisi religius yang sudah dilakukan sejak oleh para leluhur," jelasnya.
Sudiana juga mengatakan tak ada batasan atau perbedaan dalam diri manusia untuk menggelar ritual Melukat.
Siapapun dan masuk golongan manapun boleh menggelar ritual ini dengan maksud agar bisa membersihkan diri secara lahir dan batin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.