Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Korban Pengeroyokan Salah Sasaran dan Lemas Usai 18 Jam Tersesat di Hutan, Pemuda Ini Tak Mau Lapor Polisi

Kompas.com - 08/06/2021, 10:38 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Sektor Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menghentikan penyelidikan kasus pengeroyokan terhadap Aristo Manao (20), pemuda asal Kelurahan Bakunase, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

Kapolsek Kupang Timur Iptu Victor Hari Saputra mengatakan, pihaknya menghentikan penyelidikan karena Aristo enggan membuat laporan polisi, meski telah dikeroyok oleh sekelompok pemuda mabuk minuman keras.

"Petugas kita mengarahkan agar korban melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polres Kupang maupun Polsek Kupang Timur, tapi dia tidak mau," ungkap Victor kepada Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Baca juga: Cerita Aristo, Pemuda yang 18 Jam Tersesat di Hutan, Bermula Dikeroyok Sekelompok Orang Mabuk

Menurut Viktor, Aristo dikeroyok sejumlah pemuda mabuk, karena dikira berasal dari kelompok perguruan silat.

Karena takut, Aristo kemudian lari dan bersembunyi di hutan selama 18 jam.

Kejadian pengeroyokan itu bermula, ketika pada Minggu 6 Juni 2021 kemarin, Aristo dan seorang temannya Heny Maibana (29), pergi rekreasi di Lokasi Bendungan Raknamo.

Usai rekreasi sekitar pukul 17.30 WITA, keduanya pulang dengan berboncengan sepeda motor.

Baca juga: Dikeroyok Orang Mabuk, Pria Ini Kabur ke Hutan lalu Tersesat, Ditemukan 18 Jam Kemudian

Ilustrasi pengeroyokanLADBIBLE Ilustrasi pengeroyokan
Namun, saat itu ada sekelompok pemuda yang berjumlah delapan orang, dididuga mabuk minuman keras, mengadang mereka.

Para pelaku bertanya pada Aristo apakah berasal dari perguruan silat. Dia pun menjawab kalau tidak tahu soal perguruan silat tersebut.

Mendapat jawaban tak memuaskan, para pelaku kemudian mengeroyok Aristo.

"Karena takut Aristo langsung melarikan diri ke dalam hutan sekitar Bendungan Raknamo dan tersesat selama 18 jam," ungkap Victor.

Teman Aristo yang bernama Heny, kemudian menginformasikan kejadian itu ke polisi.
Polisi langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan pencarian terhadap korban dan para pelaku.

"Pencarian terhadap korban hingga tadi malam pukul 24.00 WITA, tapi belum ditemukan," kata Victor.

Baca juga: Salah Stempel, Surat Sekda Nganjuk soal Sosialisasi Perpres Jadi Viral, Kok Bisa?

Ditemukan 18 jam kemudian dalam kondisi lemas

Pencarian pun berlanjut tadi pagi, mulai pukul 06.30 WITA.

Sekitar pukul 11.50 WITA, korban ditemukan oleh polisi di sekitar Bendungan Raknamo dalam keadaan lemas karena lapar dan kehausan.

Polisi dan warga, kemudian membawa korban ke rumah penduduk sekitar untuk diberi makan dan minum.

Setelah itu, korban dibawa pulang ke rumahnya di Kota Kupang.

Menurut Victor, insiden itu juga disebabkan lantaran kurangnya pengawasan dari pihak keamanan Bendungan Raknamo, sehingga masyarakat yang berkunjung ke bendungan terutama para pemuda sering dibiarkan mengonsumsi minum keras beralkohol. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com