KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Bangkalan, Jawa Timur, mengalami peningkatan usai libur Lebaran 2021.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan Agus Sugianto Zain menduga, meningkatnya kasus Covid-19 di Bangkalan disebabkan adanya budaya Lebaran Ketupat.
Meski pandemi belum selesai, masyarakat Bangkalan tetap melaksanakan tradisi itu.
"Ini diduga karena budaya Lebaran Ketupat yang kemudian dipengaruhi juga oleh banyaknya PMI (pekerja migran Indonesia)," ujarnya, Minggu (6/6/2021).
Agus menerangkan, mayoritas pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang ke Jawa Timur berasal dari Bangkalan.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Bangkalan Meledak, Satgas: Banyak Warga Menganggap Kebal Virus
"Jadi, indikator ini yang diduga jadi penyebab. Jadi, ada klaster keluarga dan transmisi lokal yang penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Bangkalan," ucapnya saat dikonfirmasi.
Dia menyampaikan, pasca-Lebaran, kasus Covid-19 melonjak tinggi di Kecamatan Arosbaya. Ini menjadi kasus tertinggi di Bangkalan.
Alhasil, Kecamatan Arosbaya saat ini berstatus zona merah Covid-10.
"Kecamatan Arosbaya ini memang tinggi masyarakat yang terpapar virus Covid-19 ini, akumulasi pasca-libur Lebaran kemarin karena memang tradisi kumpul keluarga, kemudian dipengaruhi juga oleh PMI yang datang ke kampungnya, kini paling tinggi Bangkalan di Arosbaya," tutur Agus.
Meski Kecamatan Arosbaya mengalami peningkatan kasus Covid-19, ia menyebut 17 kecamatan lain di Bangkalan masih terkendali.
Baca juga: Satgas: Kasus Covid-19 di Bangkalan Meledak Usai Lebaran, 29 Nakes Terpapar
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.