Mereka mendaftar haji sejak tahun 2011 silam. Uang buat biaya haji dikumpulkan dari hasil kebun sawit maupun sayuran.
"Biayanya kami cicil dengan susah payah. Uangnya dari hasil panen sawit, jualan ubi, pisang dan sayur juga ada. Lebih kurang lima tahun, alhamdulillah tahun 2020 bisa kami lunasi. Sudah siap mau berangkat haji, tapi batal gara-gara corona itu," kata Buhotim saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu.
Sebagai seorang muslim, ia mengaku tak menaruh rasa kecewa. Karena Buhotim percaya kalau sudah rezeki akan berangkat ke tanah suci Mekkah.
Dirinya juga berharap kepada pemerintah dapat memperjuangkan niat masyarakat untuk bisa menunaikan haji.
"Harapannya (pemerintah) memperjuangkan kita. Kami ini sudah tua dan sakit-sakitan. Kalau sekarang Insya Allah masih kuat pergi naik haji, tapi tahun depan belum tahu. Semoga saja kami diberi umur panjang dan sehat biar bisa berangkat haji tahun depan," pungkas pria empat anak ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.