Sementara itu, Habibah, Kepala Puskesmas Sungai Manau, Kabupaten Merangin, menuturkan pihaknya telah berupaya memberikan pertolongan medis, namun stok serum anti bisa ular sedang kosong.
"Sudah dilakukan pertolongan, cuma waktu datang puskesmas, kondisi anak sudah pingsan, tidak ada respon lagi," kata Habibah menjelaskan.
Melihat kondisi anak yang semakin kritis, pihaknya langsung membuat rujukan untuk dibawa ke RS Kolonel Abundjani Bangko.
Sebelum dibawa ke rumah sakit rujukan, bocah lima tahun yang digigit ular ternyata tidak diberikan injeksi atau suntikan serum.
"Kita tidak berikan suntikan serum, karena di UGD kita, stok anti bisa ular-nya sedang kosong," kata Habibah.
Tidak adanya stok ini disebabkan pasokan serum anti bisa ular telah dijarah. Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin setiap triwulan hanya 2 unit.
"Triwulan 1 dapat 2 pak itu sudah terpakai untuk pasien. Rencana mau ambil lagi, tahunya ada kasus lagi," kata Habibah.
Pasokan serum anti bisa ular ini memang ditentukan oleh Dinas Kesehatan setempat yang dilakukan oleh UPTD Kefarmasian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.