Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Hari Kerja Eri Cahyadi-Armuji, 80 Persen Warga Surabaya Mengaku Puas, tetapi...

Kompas.com - 05/06/2021, 14:09 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kinerja Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dalam kurun waktu 100 hari pemerintahannya diklaim mulai dirasakan manfaatnya oleh warga Kota Surabaya.

Berdasarkan survei persepsi publik yang dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga (Unair), 80 persen warga Surabaya mengaku puas dengan kinerja Eri Cahyadi-Armuji.

Menurut koordinator peneliti Irviene Maretha, survei yang dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Unair ini memotret berbagai agenda yang menjadi perhatian masyarakat Surabaya dalam 100 hari pemerintahan Eri Cahyadi-Armuji.

Seperti penanganan pandemi, penyediaan lapangan pekerjaan, kemudahan transportasi publik, dan agenda publik penting lainnya.

"Ada beberapa topik permasalahan yang kami survei. Salah satu yang menarik adalah persepsi tentang pelayanan pemerintah. 93 persen warga mengaku tidak pernah punya pengalaman buruk dengan pelayanan pemerintahan," ujar Irviene di Balai Kota Surabaya, Sabtu (5/6/2021).

Baca juga: 100 Hari Pemerintahan Gibran-Teguh, Rencana Sulap Kawasan Ngarsopuro Jadi Malioboro-nya Solo hingga Percepatan Vaksinasi

Alumnus manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Paramadina 2009 ini menjelaskan, terobosan yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam memberikan pelayanan secara online juga mendapat tanggapan positif dari warga.

Sebanyak 67 persen warga merasa lebih mudah mendapat pelayanan dan 98 persen warga tidak mengalami kendala atau dipersulit dalam pelayanan pemerintahan.

"Masyarakat menginginkan pemerintahan Eri Cahyadi meneruskan jejak kemajuan kota yang dirintis pemerintahan Tri Rismaharini, dan secara meyakinkan sejauh ini dipersepsi oleh masyarakat Eri Cahyadi-Armuji masih on the track," kata dia.

Baca juga: Tak Terima Istri Dilamar Orang Lain, Suami Tikam Istri Usai Rombongan Pelamar Pulang

 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Kepala Kejati Jatim Muhammad Dofir saat penyerahan penyelamatan aset di Kantor Kejati Jatim, Jumat (4/6/2021).DOK. PEMKOT SURABAYA Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Kepala Kejati Jatim Muhammad Dofir saat penyerahan penyelamatan aset di Kantor Kejati Jatim, Jumat (4/6/2021).
Dua faktor penting, yaitu pelayanan publik dan transparansi kebijakan, menjadi dua hal yang diharapkan untuk terus diutamakan.

"Selain itu, konsistensi menjalankan sosialisasi terkait penerapan sistem online yang telah diterapkan diharapkan dapat ditingkatkan," kata Irviene.

Terkait infrastruktur jalan, Didik Prasetiyono, peneliti yang juga mahasiswa magister manajemen, menjelaskan, 93 persen warga setuju bahwa jalanan dan jalur pedestrian di Kota Surabaya sudah bagus.

Begitu pula dengan akses ke tempat tinggal, 91 persen populasi merasa puas atas fasilitas kemajuan infratruktur jalan.

Baca juga: Perempuan Ini Mengaku Temukan Bayi yang Dikerubuti Semut, Ternyata Anaknya Sendiri

Sedangkan terkait masalah banjir, lanjut Didik, 87 persen warga pernah merasakan situasi banjir saat hujan.

Hal yang unik adalah, meski mengalami banjir, 53 persen warga menganggap banjir hal yang biasa dan masih dalam tatanan wajar.

Sedangkan 42 persen warga tidak mempersoalkan masalah banjir tersebut.

"Soal banjir, kecepatan surutnya genangan menjadi alat ukur toleransi terhadap persepsi bahwa banjir masih wajar, hanya ada 5 persen yang merasa banjir sangat parah saat musim hujan hingga marah mengesalkan hati," kata Didik.

Oleh karena itu, rekomendasi terhadap isu banjir ini adalah kebijakan kota tentang pengaturan drainase yang terintegrasi dan pembangunan rumah pompa di daerah rawan banjir.

"Kami sertakan juga peta lokasi kecamatan mana saja yang harus dilakukan treatment segera," ujar Didik.

Baca juga: Polemik Nagita Slavina Jadi Ikon PON Papua, Ini Penjelasan PB PON

 

Gedung Balai Kota Pemerintah Kota SurabayaDOK. PEMKOT SURABAYA Gedung Balai Kota Pemerintah Kota Surabaya
Mengenai persepsi kondisi kemacetan di Surabaya, kata Didik, diakui bahwa jalanan Kota Surabaya padat pada jam tertentu, tetapi sebanyak 67 persen populasi tidak merasakan kemacetan sebagai persoalan.

Menurutnya, 76 persen populasi mempunyai persepsi bahwa jalanan Kota Surabaya cukup lancar dan tidak terlalu macet.

Kemudian, 19 persen populasi merasa macet, tetapi masih biasa saja dan 5 persen merasa sangat macet dan mengesalkan hati.

Baca juga: Hari Jadi Ke-728 Kota Surabaya, Eri Cahyadi Ingin Warga Punya Pendapatan Rp 7 Juta

Sementara itu, Elizabeth Alexandria L, mahasiswi Magister Manajemen Unair yang juga ikut terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, mengenai keamanan di Surabaya, walau 87 persen warga merasa aman dan nyaman tinggal di Kota Surabaya, masih ada 13 persen warga yang berpersepsi tidak aman.

Kondisi itu disebabkan didominasi oleh narasi berita kasus perampokan, peredaran alkohol, peredaran narkoba, pencopetan, remaja merokok, penipuan, balap liar, dan premanisme yang dirasa meresahkan warga.

Agar masalah ini bisa diatasi, alumnus manajemen Fakultas Ilmu Budaya Unair 2012 ini memberikan rekomendasi agar Pemkot Surabaya memperbanyak CCTV, khususnya di daerah yang rawan kriminalitas, karena terlihat dalam survei bahwa adanya CCTV cukup signifikan meningkatkan perasaan aman.

Baca juga: Tiba di Surabaya, 150 TKI Positif Covid-19

Wali Kota Surabaya Eri CahyadiKOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

Sementara itu, akibat pandemi Covid-19 yang melanda Kota Pahlawan, kata Elizabeth, 73 persen responden mengalami penurunan pendapatan.

Dari jumlah itu, 70 persen warga mengalami penurunan pendapatan lebih dari 25 persen, bahkan hampir 30 persen warga mengalami pendapatannya turun hingga 50-75 persen dibanding sebelum pandemi Covid-19.

"Kondisi ini menjadi indikasi urgensi pada pemulihan ekonomi Surabaya di masa pandemi. Rekomendasi kami atas permasalahan ini adalah pemberian bantuan, khususnya bantuan tunai langsung dan optimalisasi validitas data penerima bantuan atau korban terdampak pandemi menjadi faktor penting," kata dia.

Baca juga: Soal Wajah Surabaya di Masa Depan, Eri: Tidak Ada Lagi Warga yang Tidak Bisa Bekerja

Selain itu, sebanyak 34 persen warga merasa lapangan kerja yang tersedia sangat kurang. Kondisi ini disebabkan, selain faktor pandemi Covid-19, juga karena ketidakseimbangan antara supply dan demand lapangan pekerjaan.

Untuk penyediaan lapangan kerja ini, rekomendasi yang diberikan adalah pemberian kemudahan perizinan investasi untuk menarik investor lokal maupun asing berinvestasi, terutama pada proyek padat karya.

Kemudian, implementasi proyek pemerintah padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Baca juga: 47 Tahun Dikuasai Pihak Ketiga, 3 Bidang Aset Senilai Rp 6,8 Miliar Berhasil Diselamatkan oleh Pemkot Surabaya

Terkait masalah pendidikan, Achmad Zanwar A yang juga ikut terlibat dalam penelitian mengatakan, saat ini masih terjadi perdebatan di masyarakat terkait pembukaan sekolah.

Sebanyak 51 persen warga sekolah tetap ditutup dan 49 persen ingin sekolah dibuka. Kondisi ini berbeda dengan tempat ibadah, yang 82 persen warga ingin tempat ibadah dibuka dan 18 persen ditutup.

"Selama pandemi, sekolah dilakukan secara online. Namun, cara ini menimbulkan masalah, karena 39 persen siswa tidak memiliki laptop atau komputer pribadi, mereka tentunya mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses belajar online," kata dia.

Akibatnya, pembelajaran secara online menjadi kurang efektif dan tidak dapat dirasakan oleh semua siswa.

"Kebijakan pembukaan kembali sekolah secara fisik harus dibarengi dengan sosialisasi yang baik, masyarakat terbelah seimbang antara mendukung sekolah dibuka versus tetap online " ujar Zanwar.

Baca juga: Teka-teki Kilatan Cahaya dan Suara Dentuman, Terekam Kamera Pengamat di Atas Gunung Raung

 

Balai Kota Pemerintah Kota SurabayaDOK. PEMKOT SURABAYA Balai Kota Pemerintah Kota Surabaya
Meski saat ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir, 90 persen warga ingin kelonggaran terkait akses pada sebagian atau semua sektor.

Namun, kepatuhan terhadap protokol kesehatan tetap menjadi elemen yang utama yang harus ditegakkan oleh pemerintah.

"Kerja keras Pak Eri Cahyadi dan Pak Armuji untuk menangani pandemi Covid-19 juga mendapat apresiasi dari masyarakat. Sebanyak 81 persen warga merasa puas terhadap penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya. Rekomendasi yang kami berikan adalah Pemkot membuat peraturan yang konkret sebagai pedoman sektor-sektor ketika ingin membuka tempatnya," kata dia.

Baca juga: Pilih Ngantor di Kelurahan, Eri Cahyadi: Saya Takut Salah Ambil Kebijakan

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih atas riset yang telah dilakukan mahasiswa MM Unair tersebut.

Masukan-masukan dalam riset ini akan menjadi pertimbangan Pemkot Surabaya dalam pengambilan keputusan kebijakan.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada MM Unair. Harapan saya, masukan-masukan dan evaluasi ini tidak hanya berhenti di sini, tapi bisa dilakukan secara berkelanjutan," kata Eri.

Tujuannya, agar dirinya mendapatkan potret persepsi masyarakat dari berbagai pihak.

"Selain itu, kami juga akan melakukan kolaborasi, tidak hanya soal survei, tapi juga usaha konkret untuk menyelesaikan masalah di Surabaya," ujar Eri.

Baca juga: PMI Surabaya Kehabisan Plasma Konvalesen, Stok Kantong Darah Juga Menipis, Ini Penyebabnya

Menurut dia, survei yang dilakukan MM Unair ini sama persis seperti survei yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, jika semua berkolaborasi, semua permasalahan bisa diselesaikan.

Apalagi, Unair memiliki SDM yang hebat dibidang manajemen, bisnis, dan lainnya.

"Saya membutuhkan kolaborasi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pemkot tidak bisa berjalan sendiri, harus ada gotong royong dari semua pihak," kata Eri.

Ia mencontohkan tentang pengembangan UMKM, Eri mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan Unair dan akan melakukan pendampingan UMKM bersama mengenai bisnis, pengembangan laporan keuangan, hingga penggunaan teknologi.

"Surabaya akan hebat jika semua berkolaborasi untuk menuntaskan masalah yang ada," kata Eri.

Penelitian tentang kinerja 100 hari kerja pemerintahan Eri Cahyadi-Armuji ini dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Angkatan 55/AP.

Survei dilaksanakan pada 15-25 Mei 2021, dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan 100 responden.

Adapun margin of error sebesar lebih kurang 4 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com