JAMBI,KOMPAS.com - Titien Suprihatien, seorang guru di Jambi bertahun-tahun menyulap bahan bekas menjadi 62 media pembelajaran di sekolah, untuk mengurangi dampak kerusakan terhadap lingkungan.
Aksinya ini, membuat pemerintah Kabupaten Batanghari memberikan penghargaan pada Titien sebagai guru pengabdi lingkungan.
Kini di tengah isu pemanasan global, lingkungan hidup adalah hal krusial yang sudah menjadi perhatian banyak pihak, termasuk guru di Batanghari Jambi ini.
Banyaknya penebangan pohon memicu sejumlah potensi kerusakan alam yang berpotensi merusak ekosistem.
“Bumi sedang tidak baik-baik saja, kita harus lebih peduli terhadap lingkungan kita,” ujar Titien Suprihatien melalui pesan singkat, Sabtu, (5/6/2021).
Baca juga: Cerita Mamah, Lansia yang Tertimbun Longsoran Setinggi Dada di Cianjur: Dada Sesak Sekali
Guru yang biasa disapa Bu Titien tersebut memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar rumah, sekolah, bahkan barang bekas dari rumah-rumah siswa untuk dijadikan media pembelajaran demi menyelamatkan lingkungan.
“Gemas rasanya melihat barang-barang tak terpakai yang akhirnya menjadi sampah,” tambahnya.
Melihat hal tersebut, Titien sejak tahun 2003, sudah mulai mengumpulkan semua benda tak terpakai untuk dijadikan alat dan media pembelajaran bagi siswanya di SMPN 11 Batanghari.
Seperti bekas popok bayi yang dimanfaatkan untuk belajar media tanaman, tulang ikan untuk belajar konstruksi tubuh hewan, bekas kalender untuk membuat media scrapbook serta membuat eco enzyme dari sisa buah-buahan.
“Masih banyak yang lain, dengan memanfaatkan barang bekas tak terpakai kita turut berkontribusi menyelamatkan bumi,” ujar Titien yang juga fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation.
Baca juga: Tak Terima Istri Dilamar Orang Lain, Suami Tikam Istri Usai Rombongan Pelamar Pulang
Bahan-bahan seperti bekas kantong kresek disuling oleh siswa, menjadi alternatif bahan bakar. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Popok bekas dijadikan media tanam dan pupuk untuk pot-pot tanaman di sekolah. Sehingga siswa bisa membantu orangtuanya yang suka bercocok tanam dengan memanfaatkan popok sebagai bahan media tanam.
“Akhirnya kan bekas popok bayi itu tidak menjadi limbah,” tegasnya.
Hal lain yang menjadi perhatiannya adalah memanfaatkan limbah makanan rumah tangga, yang ternyata bisa diubah menjadi menjadi pupuk mol bermanfaat.
Pupuk mol atau singkatan dari mikro organisme lokal merupakan salah satu jenis pupuk organik cair yang merupakan larutan hasil fermentasi.
Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik makro maupun mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.
“Semua topik IPA selalu menjadi bahan pembelajaran yang membuat siswanya belajar aktif, tidak hanya teori, namun praktik,” katanya.
Titien meyakini mengajar dengan praktik membuat siswa menjadi lebih mudah memahami pembelajaran karena mereka sudah mengalami langsung.
Baca juga: Teka-teki Kilatan Cahaya dan Suara Dentuman, Terekam Kamera Pengamat di Atas Gunung Raung
Raih penghargaan
Titien Suprihatien, guru IPA SMPN 11 Batanghari, Jambi, bahkan meraih penghargaan sebagai guru pengabdi lingkungan dari Pemerintah Kabupaten Batang Hari pada tahun 2019.
Penghargaan tersebut diperoleh karena dia konsisten mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif yang memanfaatkan bahan bekas untuk menjaga lingkungan tetap ramah dan asri.
“Saya hanya melakukan yang semestinya guru lakukan, yaitu mempersiapkan alat, bahan, media dan melayani siswa dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Selama ini Titien memang dikenal sebagai guru yang sering mengajak siswanya berpraktik melakukan percobaan.
“Apalagi setelah dilatih Program PINTAR Tanoto Foundation, dengan pembelajaran aktif MIKiR siswa dapat mengalami, berinteraksi, berkomunikasi, dan merefleksikan pembelajaran,” terangnya.
Baca juga: Saya Ingin Segera Berangkat Haji karena Sudah Sepuh
Selama hampir 18 tahun, Titien sudah banyak menghasilkan media pembelajaran dari barang bekas. Total 62 media pembelajaran yang telah dia buat.
“Lebih banyak lagi sebenarnya, namun belum dicatat,” katanya.
Titien membuat media pembelajaran tersebut, lengkap dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Misalnya materi klasifikasi makhluk hidup, Titien pun membuat media tentang metamorfosis kupu-kupu, album dikotil, album monokotil, album dedaunan, dan lainnya.
“Jadi saya sesuaikan dengan materi apa yang ingin saya sampaikan kepada siswa,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.