KOMPAS.com - Ada tiga terowongan kereta api legendaris di jalur selatan antara Purwokerto hingga Kebumen, Jawa Tengah, yang dibangun pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Kereta api merupakan sarana transportasi publik massal yang masih bertahan dan tak lekang oleh waktu meski sudah melewati sejarah yang panjang sejak zaman kolonial di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Moda ini masih menjadi andalan masyarakat untuk bepergian jarak jauh, terutama di Pulau Jawa.
Baca juga: Pemprov Jatim Siapkan 3 Jalan Penghubung dari Tol Trans Jawa ke Jalur Lintas Selatan
Jaringan rel ular besi ini membentang di utara dan selatan pulau. Tak hanya membelah jalur perkotaan dan desa serta melewati lokasi-lokasi berpemandangan indah seperti persawahan hijau atau perbukitan dengan pepohonan lebat.
Rel kereta pun ikut menembus perbukitan berbatu cadas membentuk terowongan ratusan meter panjangnya di perut bumi.
Terowongan rel kereta ini salah satunya berada di lintas selatan, terutama pada ruas Cirebon-Kroya sejauh 157 kilometer.
Ruas ini terkenal dengan medan beratnya, berkelok-kelok merayapi pegunungan, menyusuri lembah, persawahan, dan melintasi sungai-sungai besar, serta menembus perbukitan berbatu gamping.
Baca juga: Kurang 140 Kilometer, Proyek Jalur Lintas Selatan Jatim Rampung 3 Tahun Lagi
Ada tiga terowongan legendaris yang dibangun Belanda saat itu selepas Purwokerto menuju Kebumen.
Pertama adalah terowongan yang terdapat di Bukit Gamping, perbukitan Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, yang dikenal dengan nama Terowongan Notig.
Terowongan ini dibangun pada 1914-1915 dengan panjang 260 meter. Terowongan ini dikenal memiliki ujung yang tak tampak karena tepat di tengah dari bagian dalam terowongan yang hanya beberapa meter dari Sungai Serayu ini dibuat melengkung dengan radius hingga 30 derajat atau R 800.
Baca juga: Pasca-anjloknya KA Serayu Pagi, Jalur Lintas Selatan Bisa Dilewati dengan Kecepatan 5 Km Per Jam
Terowongan yang bersisian dengan lintas jalan nasional ruas Gumilir-Purwokerto ini bertinggi 8 meter dan lebar 7 meter, dan diberi kode Bangunan Hikmat (BH) 1440 dengan jenis rel tunggal (single track).
Terowongan kedua dikenal dengan nama Terowongan Kebasen. Terowongan ini berada di Bukit Brojol, Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen, Banyumas.
Lokasinya sekitar 3 km dari Terowongan Notog yang dipisahkan oleh Sungai Serayu.
Panjang Terowongan Kebasen hanya sekitar 79 meter dengan diamater tak lebih dari 7 meter dan tinggi 8 meter. Dibangun bersamaan dengan usainya pembangunan Terowongan Notog, 1915, terowongan di Kebasenini bertipe rel tunggal.
Baca juga: Tebing 30 Meter Longsor, Jalur Lintas Selatan Cianjur Lumpuh Total, Kendaraan Mengular hingga 2 Km