Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Tak Jujur, Jenazah Positif Covid-19 Dimandikan Lagi, 5 Warga Tertular Virus Corona

Kompas.com - 05/06/2021, 10:05 WIB
Markus Yuwono,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Akibat kurang terbukanya keluarga soal kondisi jenazah, puluhan warga Kampung Mayongan, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul harus menjalani tes swab, Jumat (4/6/2021).

Mereka melakukan tes swab setelah membantu memakamkan jenazah positif Covid-19 tanpa protokol kesehatan.

Hasil sementara, sebanyak 5 orang warga dinyatakan terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

Baca juga: Viral, Video Pengeroyokan di Dalam Bus, Polisi Buru Pelaku

Bermula kematian salah seorang warga

Ketua RT 114 Mayongan, Padukuhan Cagunan, Kalurahan Trimurti, Fajar Zainudin mengatakan, peristiwa ini bermula dari kematian seorang warganya.

Pria berusia 52 tahun tersebut meninggal pada 23 Mei 2021 malam. Proses pemakaman berlangsung pada tanggal 24 Mei 2021.

Saat itu pihaknya menanyakan apakah yang bersangkutan meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19.

Namun, saat itu pihak keluarga tidak menjelaskan kondisi jenazah secara detail hingga akhirnya masyarakat membantu pemulasaraan jenazah tanpa protokol Covid-19.

Baca juga: Teka-teki Kilatan Cahaya dan Suara Dentuman, Terekam Kamera Pengamat di Atas Gunung Raung

 

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah
Fajar sebenarnya sempat curiga. Sebab, pria itu dinyatakan meninggal 23 Mei sore, dan jenazah baru tiba sekitar pukul 11 malam.

Setelah itu, pihaknya menyiarkan kematian warganya di masjid.

"Pihak rumah sakit meminta pemakaman prokes, tapi pihak keluarga memaksa. Jadi dari pihak rumah sakit tidak bisa mengeluarkan ambulans untuk membawa jenazah dan pihak keluarga alternatif mencari ambulan sendiri. Barulah ambulans bisa membawa pulang jam 11 (malam)," kata Fajar.

Setibanya di rumah, jenazah sudah dibungkus plastik. Namun, jenazah tersebut dimandikan kembali lantaran ketidaktahuan warga.

"Kalau pihak rumah sakit itu walaupun hasil belum keluar almarhum sudah suspect, tetapi pihak keluarga terutama istri tidak terima artinya belum keluar hasilnya," kata Fajar.

Baca juga: Cerita Mamah, Lansia yang Tertimbun Longsoran Setinggi Dada di Cianjur: Dada Sesak Sekali

Akhirnya Puskesmas Srandakan menginformasikan hasil swab keluar pada 28 Mei 2021 atau beberapa hari setelah pemakaman. Jenazah itu dinyatakan terinfeksi virus corona.

Pihaknya menyayangkan sikap keluarga yang tak jujur. Padahal warga selama ini mendukung penanganan Covid-19.

Bahkan, warga tidak pernah mengucilkan jika ada yang terkonfirmasi positif. Mereka juga mencukupi kebutuhan warga yang menjalani karantina.

"Kenapa sampai begini bisa saya bilang kita dibohongi keluarga, mereka kurang jujur," kata Fajar

Fajar menambahkan, pascakejadian itu beberapa warga telah di-tracing dan menjalani swab test.

Camat Srandakan Anton Yulianto, mengatakan, warga Mayongan tidak menolak pemakaman jenazah Covid-19 dengan prokes.

Baca juga: Detik-detik Perahu Terbalik di Subang, 12 ABK Selamat, 1 Orang dalam Pencarian

Warga  yang tidak tahu riwayat kondisi pasien hanya berinisiatif membantu keluarga yang ditinggalkan.

"Tidak ada niat sedikit pun untuk melakukan penolakan, sekali lagi tidak ada penolakan, tapi tidak sengaja atau tidak tahu karena tidak ada informasi," kata Anton.

Kepala Puskesmas Srandakan, Budi Setyowati mengatakan, total 28 orang warganya telah menjalani tes swab

"Gelombang pertama 8 (orang), gelombang kedua 6 (orang), gelombang ketiga 1 (orang), dan hari ini ke dusun ada 13 kontak erat diswab," kata Budi.

Dari hasil gelombang pertama, ditemukan 5 orang positif dan 3 lainnya negatif. Empat orang di antara mereka saat ini menjalani isolasi di shelter Niten, sedangkan isolasi mandiri 1 orang.

"Kalau yang gelombang 2,3 dan 4 belum keluar," kata Budi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com